Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa sektor perumahan, perkantoran, dan kawasan industri termasuk yang mendominasi investasi sepanjang kuartal I/2020.
Sektor lain yang juga mendominasi, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pada Senin (26/4/2021), adalah industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri makanan; serta listrik, air, dan gas.
BKPM mencatat realisasi investasi pada 3 bulan pertama 2021 mencapai Rp219,7 triliun, tumbuh 4,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp210,7 triliun. Pencapaian tumbuh 2,3 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq) sebesar Rp214,7 triliun.
Secara terperinci, realisasi investasi Rp219,7 triliun itu terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp108 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp111,7 triliun.
Bahlil mengungkapkan dibandingkan dengan periode Januari–Maret 2020 (yoy), PMA tumbuh signifikan hingga 14 persen dari Rp 98 triliun menjadi Rp111,7 triliun, sedangkan PMDN turun 4,2 persen dari Rp112,7 triliun menjadi Rp108 triliun.
"PMA kita 50,8 persen, sementara PMDN 49,2 persen, beda-beda tipis. Ini menunjukkan kepercayaan dunia kepada Indonesia dan aktivitas PMA kita sudah mulai normal, sudah bisa lakukan adaptasi terhadap perkembangan pandemi Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi di kuartal I/2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah.
Dia mengungkapkan bahwa realisasi investasi di periode ini didominasi antara lain sektor perumahan, perkantoran, dan kawasan industri.
Menurut catatan Bisnis.com, sepanjang setahun terakhir sebenarnya kondisi bisnis properti mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, perumahan tapak terbukti menjadi subsektor yang paling mampu bertahan sebagai andalan pengembang untuk survive.
Di sisi lain, kawasan industri dengan properti logistik atau pergudangan terbukti pula paling dicari di tengah masa pandemi Covid-19. Sebaliknya, perkantoran sebenarnya mengalami masa paling sulit akibat penerapan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home.