Bisnis.com, JAKARTA - Nilai belanja iklan pada 2021 disebut berpotensi naik di kisaran angka 10-15 persen. Kenaikan dinilai masuk akal meskipun Indonesia masih berjuang melawan pandemi Covid-19 yang memaksa sejumlah kategori produk untuk tetap menahan diri.
Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) Janoe Arijanto mengatakan kenaikan nilai belanja iklan tahun ini sangat mungkin terealisasi jika dinamika dunia bisnis berjalan seperti beberapa bulan belakangan seiring dengan membaiknya geliat industri.
Adapun, lanjutnya, pertumbuhan belanja iklan paling dominan akan dialami oleh platform digital sebagai ruang yang paling laris dipakai untuk beriklan. Dia memperkirakan pertumbuhan belanja iklan di ruang digital tahun ini bisa mencapai 30 persen.
"Belanja iklan e-commerce naiknya akan cukup dominan tahun ini, setidaknya 3 kali lipat dibandingkan dengan 2020, seiring dengan ada beberapa produk yang nilai belanja iklannya tumbuh karena ada kebiasaan dan kebutuhan baru sehubungan dengan Covid-19 dan penerapan work from home," ujar Janoe, Kamis (22/4/2021).
Janoe mengatakan perusahaan telekomunikasi dan fast moving consumer goods (FMCG) bakal menjadi yang paling jorjoran dalam mengeluarkan biaya untuk belanja iklan. Sebaliknya, perusahaan traveling dan hiburan diperkirakan masih akan menahan diri.
Sementara itu, untuk properti dan perbankan disebut masih akan berhati-hati dalam mengeluarkan biaya untuk belanja iklan di sepanjang tahun ini.
Baca Juga
Pada 2020, Nielsen mencatat nilai belanja iklan 2020 justru ditutup naik hingga Rp229 triliun di semua media tipe media yang dimonitor, yakni TV, Cetak, Radio dan Digital. Jumlah ini naik dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp182 triliun.
Pertumbuhan cukup signifikan tercatat untuk ruang digital. Kendati tidak menerangkan secara spesifik berapa nilai belanja iklan di ruang digital pada 2020, Nielsen menyebut terjadi kenaikan sebanyak 4 kali lipat dibandingkan dengan 2019.
Naiknya porsi belanja iklan digital di antaranya adalah disebabkan oleh banyaknya pengiklan yang mengalihkan atau menambah bujet iklan ke ruang digital selama pandemi Covid-19.