Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) menilai isu penutupan keran impor dari pemerintah bagi sejumlah produk lebih mendesak dilakukan dibandingkan dengan mewacanakan subsidi dalam bentuk gratis ongkos kirim (ongkir).
Sekjen Asperindo Trian Yuserma Kita belum tahu detil mekanisme penyaluran subsidi ongkir yang akan disalurkan pemerintah. Pihaknya harus mengetahui detail mekanisme program ongkir yang diwacanakan oleh pemerintah supaya bisa memproyeksikan dengan tingkat efektivitas permintaan.
Dia justru berpendapat isu penggratisan ongkir tidaklah penting dalam jangka pendek dan panjang.
"Justru kalau dalam upaya meningkatkan produksi UKM di indonesia adalah keberpihakan pemerintah melalui penutupan keran impor bagi sejumlah produk kuliner dan fashion yang banyak berbasis UKM indonesia," ujarnya, Senin (19/4/2021).
Di sisi lain dia juga peduli bahwa stimulus gratis ongkir tersebut harus menyasar langsung para UKM Indonesia, marketplace Indonesia, kemudian bank dengan penggunaan Qris serta payment Gateway Indonesia serta perusahaan jasa pengiriman indonesia.
"Nah itu mengapa mekanisme yang dimaksud di atas perlu diketahui dengan jelas. Tapi kan sampai saat ini kami belum memperoleh informasi tentang mekanismenya," imbuhnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Umum Asperindo M. Feriadi mengemukakan hingga kini belum mendapatkan informasi terkait dengan mekanismenya. Menurutnya dari sejumlah pemberitaan, kemungkinan besar subsidi tersebut bakal diberikan kepada marketplace.
“Sepertinya kalau dari pernyataan Menko Perekonomian [Airlangga Hartoto] mekanismenya diberikan ke marketplace. Tapi mungkin bisa dicek dan ricek kembali,” ujarnya, Senin (19/4/2021).