Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 diperkirakan bisa mencapai 7 persen, didorong oleh faktor musiman yaitu Ramadan dan Idulfitri yang pada mendorong konsumsi.
Kendati demikian, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengingatkan tantangan ke depan, yakni adanya larangan mudik. Menurutnya, tugas pemerintah adalah untuk memastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan tanpa membatasi mobilitas. Tujuannya, agar kegiatan konsumsi masyarakat tetap bisa berjalan.
“Artinya begini, orang-orang yang tidak bisa pulang kampung [mudik] tapi masih bisa konsumsi. Misalnya, di Jakarta dan Bandung yaitu daerah-daerah orang-orang banyak yang pergi pulang kampung,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/4/2021).
Pasalnya, menurut Andry, pembatasan mobilitas di kota-kota besar dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi terbatas pula. Menurutnya, dengan kelancaran mobilitas yang diawasi dengan ketat dapat membantu tercapainya pertumbuhan sampai 7 persen di kuartal II/2021.
Selain faktor musim, belanja stimulus pemerintah untuk meningkatkan konsumsi masyarakat juga dilaksanakan di kuartal II/2021. Melihat perkembangan pada kuartal I/2021, Andry melihat stimulus yang diberikan pemerintah sudah cukup baik.
Kemudian, faktor lainnya adalah adanya low base effect dari pertumbuhan ekonomi di kuartal yang sama pada tahun sebelumnya juga menyebabkan pertumbuhan di kuartal II/2021 sangat mungkin mencapai angka 7 persen.
Baca Juga
“Saya rasa realistis saja [pertumbuhan 7 persen]. Kalau kita memang proyeksinya di angka 6 persen. Karena ada low base effect, situasinya tahun lalu kita ada strict lockdown di kuartal dua [2020],” jelasnya.