Bisnis.com, SUBANG – Setelah mengeksplorasi sejumlah pelabuhan di Banten dan Jakarta, Tim Jelajah Pelabuhan 2021 Bisnis Indonesia tiba di Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (9/4/2021).
Sejumlah aktivitas konstruksi terlihat pada beberapa titik di pelabuhan yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2020 itu, antara lain penyelesaian perkerasan pembangunan jalan alternatif, pembangunan jembatan penghubung antara pelabuhan dengan jalan akses, serta finishing terminal peti kemas.
Sementara itu, di pinggir dermaga car terminal, terlihat KMP Ferrindo 5 milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang membuka pelayaran ferry jarak jauh (long distance ferry/LDF) dengan tiga rute baru yakni Patimban-Panjang, Patimban-Pontianak dan Patimban-Banjarmasin mulai awal tahun ini.
Kepala Kantor KSOP Kelas II Patimban, Heri Purwanto mengatakan bahwa meskipun Pelabuhan Patimban telah diresmikan, namun yang sudah bisa beroperasi adalah car terminal.
"Untuk pembangunan terminal petikemas masih dalam proses penyelesaian. Tahap I ini ditargetkan selesai Juni 2021. Saat ini secara persentase telah mencapai sekitar 94 persen," ujarnya kepada Tim Jelajah Pelabuhan 2021 Bisnis Indonesia, Jumat (9/4/2021).
Dia menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak begitu berpengaruh terhadap kegiatan car terminal, meskipun selama ini kegiatan car terminal belum bisa beroperasi secara maksimal.
Baca Juga
Menurutnya, permasalahan belum bisa maksimalnya operasional car terminal di Pelabuhan Patimban lebih karena kondisi kedalaman alur laut yang belum bisa dilalui kapal yang lebih dalam dari pada kapal yang ada saat ini.
"Sampai dengan sebelum Maret 2021, belum bisa melayani ekspor impor dengan kapal lebih besar, karena kondisi kedalaman alur lautnya masih di bawah minus 10," terangnya.
Sementara, lanjut dia, perusahaan pelayaran mengharapkan alurnya sudah minus 10 sehingga bisa dilayari kapal besar mereka. Pasalnya, kapal kapal yang akan melayari Pelabuhan Patimban rata-rata minus 9 kedalamannya.
"Saat ini, sebenarnya sudah bisa dilalui karena pada awal Maret 2021 telah diselesaikan pendalaman alur laut hingga minus 10," ujarnya.
Akan tetapi kondisinya kini masih menunggu penetapan alur itu dalam peta laut Indonesia. "Kami harap pada akhir April 2021 seluruh proses itu hingga terbitnya penetapan alur laut Pelabuhan Patimban dalam peta laut Indonesia bisa segera diperolehnya. sehingga bisa segera di umumkan kalau alur kita sudah minus 10," ujarnya.
Menurutnya apabila telah selesai dan keluar penetapannya, maka awal Mei 2021 bisa segara memasarkan kepada para pemilik kapal-kapal besar.
Meskipun begitu, Heri memaparkan bahwa saat ini sudah terdapat kapal yang melayani pelayaran dari dermaga car terminal Pelabuhan Patimban, yakni KMP Ferrindo 5.
Kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ini memiliki spesifikasi teknis berukuran 3.566 GT, dengan panjang Kapal (LOA) 91,74 meter, dan lebar kapal 15,5 meter.
Kapal dengan lintasan LDF (long distance ferry) itu melayani pelayaran dari Patimban - Panjang, Patimban - Banjarmasin,Patimban - Pontianak.
"Kami optimistis apabila semua tantangan tadi dapat teratasi dengan baik sesuai rencana, maka kami sangat optimistis aktivitas ekspor impor reguler akan dapat kami layani dengan sangat baik," terangnya.
Karena, lanjut dia, para pelaku industri pelayaran dan otomotif juga sudah banyak yang menanyakan kesiapan Pelabuhan yang akan dioperasikan pengelolaannya oleh BUP (Badan Usaha Pelabuhan) PT Pelabuhan Patimban International tersebut.
"Mudah mudahan setelah Juni ini semuanya secara maksimal bisa masuk dan dilayani dengan baik," ujarnya.