Bisnis.com, JAKARTA – Developer dan pengelola Kawasan Industri Kendal yang merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) menargetkan penambahan investor baru menjadi 80 tenant pada tahun ini.
Presdir & CEO Kawasan Industri Kendal (KIK) Stanley Ang mengatakan saat ini terdapat 66 investor di KIK dengan nilai investasi Rp19,3 triliun dan menyerap tenaga kerja 9.000 orang. Tahun ini ditargetkan 14 investor baru yang masuk ke KIK.
Dia menuturkan dalam 2 tahun terakhir, KIK fokus dalam pembangunan ekosisten industrinya. Dia mencontohkan untuk industri otomotif pembangunan ekosistemnya tidak hanya bentuk jadi otomotif, tetapi juga dikembangkan supply chain atau industri pendukung otomotif.
Head of Sales dan Marketing Kawasan Industri Kendal Juliani Kusumaningrum menuturkan dari jumlah 66 tenant tersebut paling banyak atau tiga terbesar berasal dari sektor industri fesyen, elektronik, dan kemasan.
KIK dibagi menjadi enam klaster industri yaitu makanan dan minuman, elektronik, otomotif, fesyen, furnitur, dan pendukung dari lima industri tersebut seperti logistik dan packaging.
"Sekitar 49 persen investor berasal dari Indonesia, lalu 40 persen didominasi China, Taiwan, sisanya dari Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, serta Malaysia," ucapnya.
Baca Juga
Dari 66 tenant yang sudah masuk di KIK, 16 di antaranya telah beroperasi dan 10 tenant dalam tahap konstruksi. Sebanyak 10 tenant yang tengah tahap konstruksi tersebut ditargetkan selesai pada kuartal IV tahun ini.
Ke-16 perusahaan yang telah beroperasi di KIK yakni PT App Timber, Polythechnic Furniture Kendal, PT Kendal Eco Furindo, PT Tat Wai Industri, PT Master Kidz Indonesia, PT Dae Young Textile, PT Ganda Sugih Artaboga, PT Charoen Phokphand Jaya Farm, PT Wira Pangan Indonesia, PT APM Auto Component Indonesia, PT Roda Maju Bahagia, PT D&V Internasional Makmur Gemilang, PT MMI, PT Buana Adhaya Agung Indonesia, PT Handa Teknologi Indonesia, dan PT Sasakura Indonesia.
KIK merupakan kerja sama Jababeka Group dengan kepemilikan saham 51 persen dan perusahaan Singapura, Sembcorp Development Ltd, dengan kepemilikan saham 49 persen.
Dia menambahkan KIK akan berada di lahan seluas 2.200 hektare. Pada tahap I ini KIK dikembangkan di lahan seluas 1.000 ha. Saat ini lahan tahap I yang telah digunakan sekitar 42 persen dari total luas lahan 1.000 ha.
"Targetnya fase pertama seluas 1.000 ha ini bisa selesai pada 2026. Untuk fase kedua nanti seluas 1.200 ha, jadi total luas lahan KIK 2.200 ha," tutur Juliani.