Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2020 PT Sarana Multigriya Financial (SMF) menyalurkan pinjaman mencapai Rp6,42 triliun atau mencapai 105,55 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp6,87 triliun.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan berdasarkan hasil laporan keuangan 2020 perseroan (audited), hingga akhir tahun lalu, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke pembiayaan perumahan sejak 2005 mencapai Rp69,15 triliun.
Sepanjang 2020 perusahaan menyalurkan pinjaman mencapai Rp6,42 triliun atau mencapai 105,55 persen dari target RKAP sebesar Rp6,87 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir 2020 mencapai Rp32,57 triliun.
Pencapaian kinerja yang positif tersebut ditopang dari kegiatan sekuritisasi Rp631 miliar, penyaluran pinjaman Rp6,43 triliun, serta penerbitan surat utang Rp7,27 trililun. Laba bersih 2020 mencapai Rp470 miliar.
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama 2020, SMF menerbitkan surat utang Rp7,27 triliun melalui penerbitan obligasi PUB V tahap III Rp4 triliun, PUB V tahap IV Rp2,11 triliun, sukuk mudharabah PUB I tahap II Rp346 miliar, MTN IX sebesar Rp700 miliar, dan MTNS X Rp110 miliar.
Hingga akhir 2020, posisi outstanding surat utang SMF mencapai Rp18,16 triliun dan oustanding pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp1,5 triliun.
Baca Juga
Untuk transaksi sekuritisasi, sejak 2009 sampai dengan 31 Desember 2020, SMF memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi dengan total nilai akumulatif Rp12,78 triliun.
Untuk kerja sama pembiayaan, SMF menggandeng bank umum, bank syariah, bank pembangunan daerah (BPD), dan perusahaan pembiayaan.
"Di tengah pandemi Covid sejak Maret 2020, SMF tetap mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu terutama dalam menjalankan misinya mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Senin (5/4/2021).
Seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,08 juta debitur kredit pemilikan rumah (KPR) termasuk rogram FLPP yang terbagi atas 84,20 persen wilayah Indonesia bagian barat, 15,12 persen wilayah tengah, dan 0,68 persen wilayah timur.
SMF juga aktif merealisasikan beberapa program penugasan khusus dari pemerintah di antaranya pembiayaan homestay di destinasi pariwisata prioritas dan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh.
Terkait dengan pembiayaan homestay, SMF bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam merealisasikan program di Desa Kemuning Karanganyar, Jawa Tengah; Desa Mertak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; dan Desa Sarongan Banyuwangi, Jawa Timur.
Sementara itu, untuk merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh, SMF merealisasikan program di Kelurahan Bira, Makassar, Sulawesi Selatan; Kelurahan Krapyak di Pekalongan di Jawa Tengah; dan Kelurahan Mauk, Tangerang, Banten.