Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sepenuhnya memanfaatkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp2,25 triliun untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Pada skema PMN 2021 ini bahwa 100 persen digunakan untuk program kredit pemilikan rumah (KPR) pemerintah yang bernama FLPP,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo pada Jumat (26/3/2021).
PMN sebesar Rp2,25 triliun itu, lanjut Ananta, harus bisa di-leverage menjadi Rp6,37 triliun dan ditambah Rp19,12 triliun yang berasal dari Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Pemerintah (PPDPP) untuk membiayai KPR program FLPP sebanyak 157.500 unit rumah.
“Totalnya hampir Rp25 triliun itu untuk memproduksi KPR program FLPP sebanyak 157.500 unit rumah dengan bunga yang ujungnya kepada tiap debitur MBR itu adalah bunga tetap 5 persen selama 20 tahun,” jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa pendampingan yang dilakukan SMF bertujuan agar penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) dapat mengurangi risiko terjebaknya perbankan pada kondisi limpahan dana kelolaan jangka pendek yang tak bisa diandalkan untuk menutupi pembiayaan jangka panjang atau mismatch maturity funding.
“Ini benar-benar solusi yang diberikan pemerintah untuk bidang perumahan khususnya bagi penyalur KPR tidak terekspos dengan maturity mismatch,” ujar Ananta.
Baca Juga
Dia juga mengemukakan tantangan yang harus dihadapi SMF dalam menyalurkan dana PMN. “Tidak semua penyalur KPR mau menggunakan dana ini sehingga mereka menggunakan dana jangka pendek sehingga terekspos maturity mismatch dan kalau nanti ada guncangan ekonomi sangat berpengaruh kepada penyalur KPR tersebut,” paparnya.
Kemudian total kontribusi KPR terhadap PDB yang hanya sebesar 2,9 persen dinilai SMF juga menjadi tantangan tersendiri. SMF menargetkan kontribusi KPR terhadap PDB dalam lima tahun mendatang menjadi 4 persen.
Pandemi Covid-19, lanjut Ananta, juga membuat kunjungan fisik dan monitoring ke lokasi pembangunan rumah KPR FLPP menjadi terhambat.