Bisnis.com, JAKARTA - Kapal kontainer raksasa yang memblokir Terusan Suez berhasil digeser sebagian. Perkembangan ini jadi langkah pertama untuk membuka jalur pelayaran penting dunia tersebut.
Dilansir oleh Bloomberg, pihak terkait yang tidak bisa disebut namanya mengatakan bagian busur kapal Ever Given telah dipindahkan sebagian dan operasi untuk membebaskannya terus berlanjut.
Sebelumnya, penyedia layanan maritim Inchcape Shipping Services mengatakan dalam e-mail bahwa kapal itu telah diapungkan kembali sekitar pukul 4:30 pagi waktu Mesir dan sedang diamankan.
Evergreen Line yang berbasis di Taiwan tidak dapat segera berkomentar. Adapun, Otoritas Terusan Suez tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sebanyak 10 kapal tunda mengambil bagian dalam upaya penyelamatan sebelum fajar, kata pihak berwenang sebelumnya dalam sebuah pernyataan.
Belum ada kejelasan tentang pertanyaan krusial mengenai kapan lalu lintas di kanal akan dimulai kembali. Kapal tersebut memiliki lambung yang rusak dan tidak jelas seberapa cepat kapal tersebut dapat membuka jalan bagi kapal lain untuk melewatinya.
Ever Given - yang lebih panjang dari lebar kanal dan terjepit di seberang jalur air - telah macet sejak Selasa minggu lalu (23/3/2021) dan menyebabkan penumpukan ratusan kapal, serta mengganggu jalur pasokan global. Tim penyelamat telah menggunakan kapal tunda dan kapal keruk dalam upaya untuk mengeluarkan haluan kapal dari tepi kanal yang berpasir tempat Ever Given tersangkut.
Baca Juga
Setelah kapal dibersihkan, pihak berwenang akan bekerja untuk memungkinkan lalu lintas dilanjutkan melalui kanal yang merupakan jalur bagi sekitar 12 persen perdagangan dunia. Penghitungan terakhir, 450 kapal masih mengantri di Terusan Suez. Beberapa kapal lainnya beralih ke rute yang lebih panjang di sekitar ujung selatan Afrika.
Pakar perkapalan masih mengantisipasi pasar angkutan laut yang akan mengalami tekanan selama beberapa bulan mendatang karena jadwal yang terganggu dan gelombang kargo yang tidak merata akan menghantam pelabuhan di jalur tersebut.
"Domino telah digulingkan," Lars Jensen, Kepala Eksekutif SeaIntelligence Consulting di Kopenhagen. “Penundaan dan perutean ulang, yang telah terjadi, akan menyebabkan efek riak pada kapal dan peralatan kosong, yang akan dirasakan selama beberapa bulan.”