Bisnis.com, JAKARTA – Schneider Electric, menegaskan komitmennya mendukung sektor industri di Indonesia dalam percepatan pemulihan bisnis pasca pandemi.
Schneider mendukung percepatan tersebut melalui solusi pengelolaan kinerja asset digital dan solusi industrial edge untuk pengelolaan data yang terintegrasi, andal, efisien serta berkelanjutan. Schneider juga mengingatkan sektor industri, pentingnya integrasi antara teknologi operasional (OT) dan teknologi informasi (IT) untuk mengoptimalkan transformasi digitalnya.
Pandemi Covid-19 telah mendorong dilakukannya transformasi ekonomi, di mana peran teknologi digital menjadi sangat penting di samping upaya percepatan perizinan, penyederhanaan birokrasi serta reformasi regulasi.
"Masa pandemi menjadi titik balik bagi sektor industri untuk mengambil langkah berani dalam pengadopsian teknologi digital untuk memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan operasional menghadapi berbagai kondisi," ujar Bambang Riznanto dari Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian dalam acara Schneider yang bertajuk Optimalisasi Asset Digital untuk Percepatan Pemulihan Bisnis Pasca Pandemi.
"Hal yang harus diingat pelaku industri adalah teknologi yang telah diimplementasikan ini harus dikelola dan dirawat dengan baik agar biaya investasi yang telah dikeluarkan menghasilkan Return of Investment yang maksimal untuk produktivitas dan profitabilitas perusahaan."
Terdapat 4 (empat) faktor yang harus dipenuhi dalam strategi pengelolaan asset digital antara lain memastikan ketersediaan (availability) infrastruktur edge dalam kegiatan operasional secara real time dan transparan, memiliki sistem backup and recovery plan yang terintegrasi, memastikan adanya perlindungan sistem dan peralatan listrik yang baik untuk menjaga performa asset, serta sistem keamanan fisik dan edge yang terbaik.
"Schneider Electric bekerjasama dengan AVEVA menyediakan solusi Asset Strategy Optimization yang membantu sektor industri dalam meningkatkan kinerja aset. Perangkat lunak ini menghasilkan strategi pengelolaan dan pemeliharaan asset digital yang dioptimalkan disesuaikan dengan strategi dan tujuan bisnis perusahaan. Solusi Asset Strategy Optimization telah terbukti dapat menekan CAPEX hingga 30 persen, mengurangi biaya pemeliharaan dan pengawasan hingga 50 persen dan biaya suku cadang hingga 25 persen, serta meningkatkan kinerja asset hingga15 persen,” kata Fadli Hamsani, Country Digital Transformation Schneider Electric Indonesia.
Dalam hal pemanfaatan Internet of Things (IoT) di sektor industri, berbanding lurus dengan pertumbuhan transformasi digital industri. IDC memprediksi pengeluaran perusahaan dalam Internet of Things (IoT) secara global akan mencapai tingkat pertumbuhan dua digit pada tahun 2021 dimana para pelaku bisnis memetakan perjalanan transformasi digitalnya menuju pemulihan bisnis.
Semakin canggih teknologi berbasis IIoT seperti robotics, dan Artificial Intelligence menimbulkan tantangan baru dalam mencari solusi terbaik untuk pemrosesan dan penyimpanan data IIoT dalam jumlah besar yang dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespon kompleksitas operasional secara cepat dan fleksibel. Disinilah peran edge computing.
Wilbertus Darmadi, Chief Information Officer Toyota Astra Motor menyampaikan "Toyota Astra Motor telah memulai transformasi digital sejak beberapa tahun lalu dalam rangka mendukung strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadi mobility company yang tidak hanya berfokus pada produk namun juga layanan yang akan memudahkan konsumen melakukan mobilitas kesehariannya."
"Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan infrastruktur dan jaringan back-end yang andal, terintegrasi, efisien, sustainable dan dapat diskalakan. Salah satu yang menjadi fokus kami adalah pengelolaan data center dan kami mempercayakannya kepada solusi data center dari Schneider Electric."
"Transformasi Digital dibutuhkan untuk keberlanjutan bisnis. Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital yang lebih cepat dan memaksa perusahaan untuk mengubah dan mencari cara baru dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan konsumennya. Pimpinan perusahaan harus segera memulai dan memastikan kesuksesan dari transformasi digital tersebut. Infrastruktur back-end dan strategi pengelolaannya merupakan pondasi penting dalam kesuksesan transformasi digital,” tutup Darmadi.