Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federal Reserve dari Richmond Thomas Barkin, pada hari Minggu lalu (21/3/2021), menegaskan bahwa ekonomi Amerika Serikat tengah berada di ambang pemulihan dari resesi yang dipicu oleh pandemi virus Corona. Kendati demikian, dia melihat risiko tetap ada untuk beberapa pekerja.
"Vaksin diluncurkan, dan tingkat kasus serta rawat inap menurun. Penghematan berlebih dan stimulus fiskal akan membantu mendanai permintaan yang terpendam dari konsumen yang dibebaskan oleh vaksin dan cuaca yang lebih hangat," kata Barkin dalam sambutan yang disiapkan untuk pengiriman pada Minggu malam ke Credit Suisse. konferensi tentang investasi di Asia.
"Dengan dukungan ini, ekonomi telah pulih sebagian besar," tegasnya. Terlebih lagi, dia melihat program bantuan federal virus Corona senilai US $ 1,9 triliun yang baru-baru ini diberlakukan memicu lonjakan pendapatan rumah tangga dan tabungan yang membantu mengimbangi tingkat pengangguran yang masih dalam.
"Saya berharap kami [AS] hampir menyelesaikan pemulihan," kata Barkin, dilansir oleh Channel News Asia.
Saat krisis kesehatan mereda, dia mengatakan para pejabat AS harus fokus pada bagaimana memudahkan transisi kembali ke pekerjaan untuk orang tua yang bekerja dan orang lain yang terlantar akibat pandemi, meningkatkan pendidikan untuk memastikan siswa tidak kehilangan waktu di kelas, dan mengambil langkah lain.
“Kita harus memberi perhatian khusus pada program yang memungkinkan pengasuh dasar untuk kembali bekerja. Ini termasuk dukungan untuk pengasuhan anak, pengasuhan orang tua dan pembukaan kembali sekolah yang aman,” katanya.
Baca Juga
Satu titik terang, katanya, adalah bahwa begitu banyak pekerjaan yang hilang selama krisis berada dalam pekerjaan dengan tingkat perputaran tinggi, seperti pembantu rumah tangga dan pelayan. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, para pekerja tersebut berganti pekerjaan secara teratur. Ini menjadi sebuah fakta yang mungkin mengurangi kerusakan keseluruhan dari pengangguran jangka panjang.
The Fed sendiri memperkirakan lonjakan inflasi tahun ini akan berumur pendek. Dikutip dari Bloomberg, para pejabat melihat ukuran tekanan harga dapat melambat menjadi 2 persen tahun depan menyusul lonjakan menjadi 2,4 persen pada 2021.
Tidak termasuk makanan dan energi, inflasi diperkirakan akan mencapai 2,2 persen tahun ini dan turun menjadi 2 persen pada tahun 2022.
"Panduan kami menyarankan kami akan menaikkan suku bunga jika inflasi melonjak melewati target kami," kata Barkin.
Dukungan fiskal besar-besaran dan perluasan vaksinasi Covid-19 yang akan membantu membuka kembali ekonomi telah mendukung ekspektasi investor untuk kenaikan suku bunga dan inflasi, mendorong imbal hasil US Treasury lebih tinggi karena bank sentral dan pemerintah federal terus menambahkan stimulus.
Pejabat Fed ini mengatakan sebagian dari alasan kenaikan imbal hasil adalah karena prospek pandemi dan ekonomi yang cerah.