Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia menyatakan bahwa konsumsi semen di bidang infrastruktur belum berjalan per Februari 2020. Dampak dari Covid-19 diduga menjadi salah satu aktor lambatnya penyerapan semen oleh bidang infrastruktur.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mendata konsumsi semen per Februari 2021 ditopang oleh konsumsi sektor properti seperti rumah tapak maupun apartemen. Adapun, konsumsi semen bidang properti pada bulan kedua 2021 naik 6 persen secara tahunan.
"[Sementara itu,] konsumsi semen bidang infrastruktur dan proyek strategis turun 14 persen [secara tahunan]. Kelihatannya belum semua daerah memulai pembangunan infrastruktur dan pengaruh pandemi Covid-19 masih belum reda," katanya kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).
Widodo meramalkan konsumsi semen bidang infrastruktur baru akan bergerak pada April 2021. Menurutnya, saat ini belum banyak kegiatan konstruksi infrastruktur lantaran masih dalam tahap persiapan.
Widodo optimistis konsumsi semen bidang infrastruktur akan tumbuh positif pada tahun ini. Pasalnya, ujarnya, anggaran infrastruktur pada 2021 naik hingga lebih dari Rp400 triliun, sedangkan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) naik menjadi sekitar Rp146 triliun.
Pada 2020, ASI mendata pergerakan pembangunan infrastruktur dan perumahan di beberapa provinsi baru mendorong konsumsi semen pada Oktober 2020. Adapun, penambahan konsumsi semen karena pergerakan infrastruktur hanya terlihat pada sembilan provinsi dengan indikasi adanya pertumbuhan konsumsi semen secara tahunan.
Kesembilan provinsi tersebut adalah Aceh (naik 7 persen), Sumatra Utara (naik 4,5 persen), Jambi (naik 5,9 persen) Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat (naik 12 persen), Nusa Tenggara Timur (naik 30 persen), Maluku, dan Papua.
Tiga dari sembilan provinsi yang mengalami kenaikan berada di Pulau Sumatra yang notabenenya memiliki konsumsi yang tinggi. Permintaan semen dari wilayah Jawa dan Sumatra berkontribusi hingga 75 persen dari konsumsi nasional.
Widodo menilai penurunan konsumsi semen bidang infrastruktur salah satunya disebabkan oleh pemangkasan anggaran negara. Kementerian PUPR melakukan refocusing anggaran untuk membantu penanganan Covid-19 di dalam negeri.
"[Anggaran Kementerian PUPR] dipotong menjadi tinggal Rp80 triliun saja. Tentunya proyek strategis lainnya sementara terkendala. Namun, pada 2021, anggaran infrastruktur kembali ditingkatkan luar biasa," ucapnya.