Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum ASI Widodo Santoso meramalkan konsumsi semen di dalam negeri akan naik sebesar 8 persen menjadi 67,1 juta ton. Namun demikian, angka tersebut masih di bawah performa konsumsi 2019 sebanyak 69,9 juta ton.
Widodo mencatat proyek infrastruktur berkontribusi sekitar 20-25 persen dari total konsumsi semen, sedangkan pembangunan jalan tol sekitar 15-20 persen. Sementara itu, pembangunan perumahan mendominasi konsumsi semen nasional, yakni sekitar 55-65 persen.
Akan tetapi ASI mendata konsumsi semen pada awal 2021 melanjutkan tren penurunan konsumsi awal tahun. Asosiasi melihat hal tersebut adalah anomali.
Widodo mendata konsumsi di penjuru negeri bergerak di zona merah kecuali di pulau Sumatera yang tumbuh sekitar 2,9 persen secara tahunan menjadi 1,10 juta ton. Konsumsi semen yang terkoreksi di pulau Jawa hingga 4,2 persen menjadi 2,72 juta ton membuat konsumsi nasional merosot.
"Konsumsi dalam negeri masih belum menggembirakan atau turun 5,8 persen terhadap Januari tahun lalu. Konsumsi di daerah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua semuanya negatif. Tidak ada kenaikan," katanya.
Oleh karena itu, Widodo menilai pendorong utama pertumbuhan pada 2021 adalah program vaksin Covid-19. Dia berharap Covid-19 sudah dapat ditaklukkan pada semester II/2021.
Sementara itu volume ekspor semen per Januari 2021 sebesar 117.968 ton atau tumbuh 71,3 persen, sedangkan realisasi ekspor clinker mencapai 799.720 ton atau melesat 160,2 persen. Alhasil, volume ekspor industri semen nasional naik 143,94 persen menjadi 917.688 ton.
"Industri semen berhasil meningkatkan ekspor naik dua kali lipat lebih, sehingga total penjualan sebesar 5,82 juta ton atau naik 4,3 persen," ujar Widodo.