Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan jajaran direksi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI optimistis perdagangan Indonesia tahun ini akan terus membaik.
Hal itu bisa terjadi salah satunya dengan mengoptimalkan transformasi Indonesia menuju negara penghasil dan pengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi di 2021 yang perlu didukung perjanjian perdagangan internasional.
"Indonesia sedang beralih dari mengekspor barang mentah dan setengah jadi menjadi barang industri berteknologi tinggi. Untuk itu, perlu diciptakan pelaku UMKM yang tangguh," ujar Mendag Lutfi dalam keterangan resmi, Senin (22/3/2021).
Beberapa waktu lalu, sambung Mendag, Presiden Joko Widodo memaparkan arahannya terkait tugas Kementerian Perdagangan dalam strategi meningkatkan traffic perdagangan.
Hal itu dilakukan melalui beberapa hal seperti stabilisasi harga serta meningkatkan daya beli masyarakat, membantu UKM, hingga meningkatkan ekspor melalui perjanjian kerja sama perdagangan internasional.
Untuk mewujudkan arahan Presiden, Kemendag berkomitmen mendorong iklim usaha yang kondusif dan membantu para pelaku usaha untuk dapat terus bekerja, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 dengan dukungan pihak terkait lainnya, termasuk PPI.
"PPI akan terus mendukung upaya pemerintah untuk mencapai target sasaran strategis tahun 2021 baik dalam sektor Perdagangan Dalam Negeri maupun Perdagangan Luar Negeri, sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah membangkitkan kembali geliat perekonomian, khususnya dalam proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Ditektur Utama PPI Nina Sulistyowati.
Kementerian Perdagangan memiliki enam strategi yang akan diterapkan dalam perdagangan luar negeri pada tahun ini.
Strategi pertama adalah pasar nontradisional yakni dengan terus mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara nontradisional sebagai alternatif pasar ekspor.
Kedua, penyelesaian perjanjian perdagangan dan strategi.
Ketiga, melalukan promosi dagang di dalam dan luar negeri.
Sementara strategi keempat adalah pemanfaatan teknologi digital dalam penguatan misi dagang.
Kelima, memastikan arus barang masuk terutama bahan baku dan penolong, dan keenam terkait masalah perizinan.