Bisnis.com, JAKARTA – PT MRT Jakarta mematangkan sejumlah opsi pendanaan bagi keberlanjutan proyek MRT fase 3 dan 4 dengan kombinasi pendanaan antara pemerintah dan swasta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menuturkan skema pinjaman antar pemerintah (government to government/G to G) sudah diterapkan bagi pendanaan di fase 1 dan fase 2 lewat Japan International Cooperation Agency (JICA). Selanjutnya kombinasi pendanaan dengan skema serupa bisa dilanjutkan dengan investor strategis, bisa dalam global bond, country bond, dan lainnya.
“Yang paling serius kami siapakan fase tiga paling tidak untuk ujung Menteng - Kalideres masuk ke dalam blue book Bappenas dan Green Book dengan ketertarikan dari Asia Development Bank, JICA, Asian Infrastructure Investment Bank. Sementara alternatif fase empat sedang kami siapkan juga sehingga kombinasi pemerintah [G to G] dengan opsi lain dari swasta,” ujarnya, Rabu (17/3/2021).
Sementara itu, saat ini Progres MRT East – West (Cikarang – Balaraja) pada Fase 1 (Kalideres – Ujung Menteng) sudah menunjuk konsultan untuk melaksanakan Engineering Services Fase 1 Tahap 1 (Kalideres – Cempaka Baru).
Kick off meeting juga telah dilakukan pada 15 Februari 2021.Sementara itu, Fase 2 (Balaraja – Kalideres) dan (Ujung Menteng – Cikarang) saat ini hanya memiliki kajian Preparatory Study. Oleh karena itu perlu dilakukan pendalaman di tingkat studi kelayakan atau feasibility study.
Adapun, untuk fase 4 dari Fatmawati –Taman Mini dengan total 12 km. Direncanakan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni LRT Jabodetabek, KRL, dan Trans Jakarta. Besarnya nilai pendanaan cukup fantastis yakni senilai Rp28,2 triliun.
Baca Juga
Terbaru, saat ini MRT Jakarta tengah melanjutkan konstruksi pada fase dua dengan fokus 2a dari bundaran HI sampai ke Stasiun Kota. Paket pengerjaan ini terbagi menjadi 7 paket CP201-CP201.
Pada 2021 fase 2A ditargetkan bisa mencapai kemajuan konstruksi sebesar 23,07 persen. Hingga Februari 2021, progress fisik telah mencapai 11,2 persen.