Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan fakta bahwa pengemudi bus pariwisata Sri Padma Kencana yang jatuh di Sumedang pada Rabu 10 Maret 2021 mengikuti jalan yang direkomendasikan Google Maps.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pengemudi bus maut tersebut menggunakan aplikasi penunjuk jalan tersebut karena tidak tahu jalan saat membawa penumpang pulang. Namun, jalan yang direkomendasikan ternyata tidak bisa dilalui bus besar hingga akhirnya bus terperosok di Tanjakan Cae.
“Beberapa kecelakaan terjadi karena [pengemudi] mengikuti Mbah Google [Maps], masuk jalan kecil, jalannya turun tajam,” ujarnya dalam diskusi daring, Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, insiden kecelakaan kerap terjadi lantaran pengemudi kendaraan salah memilih jalan. Jalur yang berisiko yang dihadapi para sopir tak jarang merupakan hasil rekomendasi dari aplikasi penunjuk arah, yakni Google Maps.
Menyikapi temuan itu, Soerjanto mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Google untuk memblokir jalan-jalan alternatif yang membahayakan agar mencegah adanya kecelakaan serupa di kemudian hari.
Di sisi lain, sebagai pengemudi ataupun pengguna jasa angkutan dia meminta masyarakat bijak saat menggunakan teknologi, khususnya dalam memilih jalan yang direkomendasikan oleh sebuah aplikasi.
Baca Juga
“Kita harus bijak menggunakan teknologi 4.0. Seperti Mbah Google itu itu baik, tapi kadang-kadang juga enggak baik,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan kesadaran yang timbul dari dalam diri sendiri menjadi hal penting untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Dia menyebut kecelakaan acap terjadi lantaran adanya pelanggaran atau kesalahan, baik teknis maupun non-teknis, seperti salah membaca peta atau arah yang direkomendasikan.