Bisnis.com, JAKARTA – Indeks belanja masyarakat kian membaik di awal 2021 meski masih rentan mengalami penurunan akibat pembatasan aktivitas/mobilitas masyarakat.
Mandiri Institute merilis laporan bertajuk ‘Gambaran Belanja Masyarakat di Awal 2021’, Selasa (16/3/2021). Laporan tersebut menunjukkan adanya indikasi belanja masyarakat yang mengalami perbaikan hingga Maret 2021, relatif dibandingkan masa prapandemi di 2020.
Hingga Maret 2021, indeks frekuensi belanja meningkat ke level 116,7, sedangkan indeks nilai belanja terus naik ke level 104,6. Data menunjukkan frekuensi belanja awal 2021 16,7 persen lebih tinggi dibanding periode Januari 2020, sementara nilai belanja masyarakat berada 4,6 persen lebih tinggi dibanding awal tahun lalu.
Meski begitu, kenaikan indeks belanja masih rentan mengalami penurunan akibat sejumlah faktor. Pertama, pembatasan aktivitas/mobilitas masyarakat yang berpotensi menekan aktivitas ekonomi dan belanja. Kedua, penularan Covid-19 yang masih cukup tinggi meskipun mulai ada penurunan belakangan ini.
Mandiri Institute juga melaporkan belum stabilnya pemulihan juga disebabkan oleh perilaku belanja kelompok menengah atas yang masih menahan belanja. “Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya keyakinan kelompok masyarakat ini dalam melakukan mobilitas termasuk belanja secara aman,” tulisnya dalam laporan, Selasa (16/3/2021).
Sebagai usulan, pengendalian kasus Covid-19 dan distribusi vaksin yang cepat akan mengembalikan keyakinan masyarakat, terutama kelompok menengah atas. “Hal tersebut akan menjadi pendorong besar pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelasnya.
Dari sisi kelompok belanja, indeks belanja tertinggi pada Maret 2021 adalah supermarket merupakan (133,9), disusul belanja medis (129,4), rumah tangga (118,1), restoran (114,4), dan busana (83,9).
Berdasarkan kelompok penghasilan, indeks nilai belanja tertinggi berada pada kelompok middle class pada level (107,7), lalu disusul lower income (103,5) dan higher income (94,0).
Sementara, berdasarkan kewilayahan, kenaikan indeks belanja terutama terjadi di Kalimantan (128,7), Sumatera (121,2), dan Sulawesi (116,5), Jawa, Maluku dan Papua (103,9), sedangkan Bali dan Nusa Tenggara berada di level terbawah (45,7).
Sebagian besar Pulau Jawa menunjukkan kenaikan. Pada Maret 2021, Jawa Tengah berada pada level tertinggi (118,1), Banten (114,9), Jawa Barat (109,9), Jawa Timur (103,0), DKI Jakarta (96,3), DI Yogyakarta (91,3), dan Bali (39,4).