Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai telah mendapat kemenangan kecil dari hasil referendum Swiss yang telah menyepakati Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA).
Wakil Ketua III Bidang Perdagangan dan Keberlanjutan GAPKI Togar Sitanggang mengatakan pada dasarnya ekspor crude palm oil (CPO) dari Indonesia ke Swiss yang secara langsung volumenya sangat sedikit. Bahkan, Swiss biasanya hanya membeli dari negara lain di Eropa.
"Namun, ini sebagai kemenangan kecil tetapi bisa berefek besar. Pasalnya keputusan Swiss hanya sebagai artifikasi saja yang perlu diperhatikan dari sini adalah, negara yang menyatakan yess yakni negara yang berbahasa Itali dan Jerman sedangkan yang berbahasa Perancis menolak," katanya dalam diskusi Agribusiness Outlook 2021 yang dikutip, Kamis (11/3/2021).
Togar menyebut efek yang diharapkan dari keputusan Swiss ini tentu negara-negara tetangganya dapat lebih membuka mata dengan sawit.
Adapun referendum Swiss yang dilaksanakan pada 7 Maret 2021 lalu mencatatkan sebanyak 51,6 persen penduduk Swiss pun telah sepakat untuk mendukung IE-CEPA.
Dengan keputusan tersebut Swiss dipastikan juga mengambil keuntungan karena bea masuk atas ekspor Swiss seperti keju, produk farmasi, dan jam tangan akan dibebaskan.
Sementara itu, secara keseluruhan Toga menilai tahun ini pelaku usaha sawit masih melihat dengan konservatif dan hati-hati. Meski jika berkaca dari hasil kinerja dua bulan pertama tahun ini ekspor tercatat meningkat.
"Ekspor naik didorong China dan India yang mungkin saat ini sudah lebih sehat," ujarnya.