Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kaum hawa sudah kesulitan memiliki akses keuangan dalam hal permodalan baik itu di perbankan maupun lembaga keuangan bahkan sebelum adanya Covid-19.
Selain kurang melek finansial, hal tersebut makin diperparah dengan teknologi digital yang semakin berkembang pesat. Tak heran wanita selalu tertinggal.
“Maka ini menjadi tantangan yang semakin meningkat untuk wanita. Jadi, bagaimana kita akan mencoba agar mereka benar-benar mendapatkan bantuan sehingga tentu saja memiliki akses modal, memilliki keterampilan memahami aplikasi digitan dan kemudian menguasainya,” katanya melalui diskusi virtual, Senin (8/3/2021).
Sri Mulyani menjelaskan ini adalah tantangan yang dihadapi perempuan di Indonesia. Saat ini, pemerintah memberikan dukungan untuk bisa mendapatkan akses modal.
Bukan hanya itu, melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN), semua warga dengan berbagai jenis kelamin juga bisa mendapatkan stimulus agar bisa bertahan di tengah pandemi.
Pemerintah, tambah Sri Mulyani, juga mendirikan perusahaan induk (holding) untuk keuangan mikro yang akan meningkatkan akses pelaku usaha ultra mikro dalam hal permodalan dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Dari awalnya 15 juta yang terdaftar kini menjadi hampir 28 juta.
Baca Juga
Itu semua adalah upaya untuk memperkenalkan semua masyarakat khususnya wanita dalam pemahaman literasi keuangan dan juga aplikasi digital.
“Saya pikir ini semua yang kami coba yang harus kita lakukan agar kita memiliki perempuan terutama agar mereka sejak awal yang tertinggal dari akses ini dibandingkan laki-laki, mereka bisa mengejar ketinggalan tersebut,” ujar Sri Mulyani.