Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai operasional kereta api (KA) lebih efisien dan profitable dengan adanya upaya tranformasi di era digital.
Dalam webinar bertajuk Mengenang Transformasi Kereta Api di Era Digital dalam rangka peringatan HUT Perpenka ke-54, Agus mengatakan digitalisasi memang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa. Dari sisi publik terdapat beberapa tujuan dilakukannya digitalisasi, yakni meningkatkan pelayanan, mengawasi kinerja pegawai KAI, menghilangkan calo tiket, dan meningkatkan pendapatan perseroan.
"Teknologi digital terbukti membuat operasional KAI dapat dikendalikan lebih efisien, lebih profitable, dan keselamatan meningkat," katanya, Selasa (2/3/2021).
Dia juga menuturkan, dengan digitalisasi KAI, masyarakat dapat teredukasi untuk menjadi penumpang yang lebih baik. Pasalnya, jika mengingat kondisi sebelum KA bertranformasi ke era digital, moda angkutan umum ini hadir dengan melayani masyarakat seadanya tanpa memikirkan kualitas pelayanan dan keselamatan.
"[Kalau dulu] yang penting semua masyarakat terangkut," ungkap Agus.
Bukan itu saja, lanjutnya, sebelum didigitalisasi, peralatan operasi KA (lokomotif dan gerbong) kondisinya tua dan kurang terawat. Kondisi dan keamanan stasiun juga buruk ditandai dengan maraknya aksi copet dan penjambretan di area stasiun maupun dalam kereta.
Baca Juga
Sementara untuk pendapatan dari tiket dan barang imbuh Agus, juga sulit diukur karena disiplin dan integritas manajemen saat itu rendah. Pun dengan motivasi sumber daya manusianya untuk maju dan berkembang.
"Bahkan etika dan disiplin penumpang juga buruk," tuturnya.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI juga memastikan akan mengembangkan digitalisasi untuk memudahkan perawatan dan pemantauan sarana dan prasarana kereta api. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).