Bisnis.com, JAKARTA – Jababeka, pengembang kota mandiri dan kawasan industri, secara resmi membuka Fabrication Laboratory (Fablab) di Medical Science Center, Kota Jababeka Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (2/3/2021).
Fablab Jababeka merupakan hasil kolaborasi anak perusahaan PT Jababeka Tbk., yaitu PT Jababeka Infrastruktur dengan President University, dan menjadikannya fablab pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan industri.
“Kami hadirkan Fablab Jababeka ini sebagai fasilitator dan wadah untuk menuangkan segala inovasi dari semua lapisan masyarakat seperti mahasiswa, teknisi, pekerja, komunitas, perusahaan startup, sehingga memungkinkan mereka belajar dan mengimplementasikan Industry 4.0,” kata Direktur PT. Jababeka Tbk. Tjahjadi Rahardja.
Fablab Jababeka akan lebih memfokuskan pada pengembangan kompetensi serta pengembangan purwarupa maunfaktur untuk tenant industri.
Tjahjadi, melalui keterangan tertulis pada Selasa (2/3/2021) menjelaskan bahwa Fablab Jababeka mengusung lima pilar utama yakni pilar showcase, capability, ecosystem, delivery, dan innovation. Lima pilar itu sejalan dengan tujuan PIDI 4.0. (Pusat Inovasi Digital Industri 4.0). PIDI 4.0 merupakan program pemerintah dalam pengembangan inovasi dan sumber daya manusia demi terwujudnya Indonesia 4.0.
Rektor President University Jony Haryanto, yang turut serta dalam pengembangan Fablab Jababeka, menuturkan dengan fasilitas Fablab Jababeka, memungkinkan para pelaku industri khususnya di kawasan Jababeka untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya di era Industry 4.0 melalui Fablab Showcase.
Baca Juga
Selain itu, Fablab Jababeka dapat meningkatkan kemampuan kapabilitas individu melalui forum group discussion, workshop, training, serta seminar yang akan diadakan oleh fablab tersebut.
Fablab Jababeka ini pun dikatakan sebagai fablab pertama yang memiliki dukungan ekosistem matang yang siap menyambut era Industry 4.0. Ekosistem ini terbentuk dari peran serta dan kolaborasi sejumlah pemangku kepentingan yang berada di kawasan Jababeka seperti insititusi pendidikan , komunitas, living labs, investor, accelerator, perusahaan, media dan pemerintah.
Tjahjadi mengharapkan dukungan ekosistem ini dapat mengakselerasi industri konvensional menuju Industry 4.0 serta mempertemukan para perusahaan penyedia solusi Industry 4.0 dengan perusahaan lain yang membutuhkan solusi tersebut.