Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyatakan utilisasi pabrikan terpukul oleh pandemi Covid-19 pada 2020. Namun, pukulan yang diterima perseroan dinilai tidak seburuk seperti pabrikan lain.
Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwi R. mengatakan bahwa utilisasi pabrikan sepanjang 2020 berada di kisaran 56 persen akibat pandemi Covid-19. Adapun, utilisasi WTON pada 2019 ada di kisaran 90 persen.
"Memang kalau dibandingkan dengan kompetitor, WIKA Beton relatih lebih baik, tapi bukan berarti kami happy. Karena utilisasi di bawah target, laba kami tergerus," ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/3/2021).
Pada 2020, WTON menargetkan utilisasi pabrikan dapat bertahan di kisaran 80 persen walau terhantam pandemi Covid-19. Yuherni berujar jauhnya realisasi utilisasi 2020 membuat laba perseroan tergerus karena adanya mismatch antara perhitungan laba dan fixed cost.
Walakin, utilisasi WTON tidak jatuh ke bawah level 50 persen. Yuherni menyampaikan hal tersebut ditopang oleh strategi perseroan untuk tetap memasang harga produk yang kompetitif dan menjaga hubungan dengan pelanggan.
Menurutnya, strategi tersebut membaut WTON dapat tetap menjalankan beberapa proyek pada tahun lalu dengan lancar.
Baca Juga
Menurutnya, perolehan kontrak hingga akhir Februari 2021 mencapai Rp607 miliar. Angka tersebut naik sekitar 46 persen dibandingkan dengan realisasi perolehan kontrak per Februari 2020 sekitar Rp416 miliar.
Walakin, Yuherni menyatakan bahwa penentuan pertumbuhan performa perseroan pada tahun ini baru akan terlihat secepatnya pada akhir kuartal III/2021. Adapun, lanjutnya, perseroan menargetkan pertumbuhan perolehan nilai kontrak sebesar 80 persen sepanjang 2021.
Target pertumbuhan nilai kontrak sebesar 80 persen hanya akan mengubah utilisasi perseroan ke kisaran 70—80 persen. "Utlisasi tahun ini masih belum bisa kembali ke [posisi] 2019, cuma pastinya akan lebih baik dari 2020," katanya.
Di sisi lain, Corporate Communication PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) Siti Fathia Maisa mendata utilisasi perseroan pada 2020 hanya sekitar 795.400 dengan utilisasi pabrikan di level 21,5 persen. Menurutnya, anjloknya utilisasi pabrikan disebabkan oleh penundaan pengerjaan proyek existing maupun tender proyek baru.
"[Penurunan utilisasi pabrikan] salah satunya juga dikarenakan penurunan anggaran pemerintah pada sektor infrastruktur yang berdampak ke sektor industri pracetak. Hal tersebut menyebabkan jumlah volume produksi pada 2020 menurun," katanya kepada Bisnis.
Siti berujar penanganan melesatnya biaya produksi dilakukan dengan cara mengintegrasikan beberapa pabrik menjadi satu kendali manajemen. Adapun, strategi tersebut dijalankan oleh manajemen baru hasil rapat umum pemegang saham 2020.
WSBP, tuturnya, juga mulai menggarap pasar eksternal dengan menjual segala keunggulan sumber daya yang dimiliki perseroan. Oleh karena itu, Siti menargetkan utilisasi Waskita Beton naik menembus level 58 persen pada 2021.