Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pengawas (Dewas) Sovereign Wealth Fund Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Darwin Cyril Noerhadi mengatakan bahwa lembaganya bisa saja bermitra dengan badan usaha milik daerah (BUMD), selain dengan investor asing.
Cyril mencontohkan DKI Jakarta memiliki persoalan seperti macet, sampah, hingga banjir. Pemerintah daerah pasti memiliki BUMD yang menangani hal tersebut.
“Ini bisa saja dilihat potensi kerja sama dengan BUMD. Jadi tidak hanya BUMN [badan usaha milik negara],” katanya melalui diskusi virtual, Kamis (25/2/2021).
Cyril menjelaskan bahwa kemungkinan-kemungkinan investasi bisa dieksplorasi dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) sesuai dengan sektor daerah dan apa yang ingin dikerjasamakan. Namun, ini perlu dilihat terlebih dahulu prospek ke depannya.
“Ini yang harus dikaji sehingga menimbukan kejelasan dari tesis investasi. Apa sasaran investasi bersama tersebut,” jelasnya.
Konsep pendanaan SWF terdiri atas dua jenis, yaitu master fund dan thematic fund. Untuk yang pertama, ada US IDFC yang sudah mengirim surat ketetarikan. Lalu JBIC yang sudah mengirim MoM dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang masih menunda formasi.
Baca Juga
Sedangkan thematic fund terdiri atas CDPW Kanada (surat ketertarikan komitmen informal mencapai US$2 miliar), APG Netherland (surat ketertarikan dengan potensial US$1,5 miliar), GIC Singapore (kemungkinan mengikuti diskusi), dan Macquarie (menawarkan sebagai manajer pendanaan dengan kontribusi potensial US$300 miliar).