Bisnis.com, JAKARTA - Eddy Porwanto yang memiliki sejumlah sebagai CFO di sejumlah perusahaan ditunjuk sebagai Direktur Keuangan Lembaga Pengelola Investasi atau LPI.
Eddy Porwanto tercatat memiliki pengalaman selama 30 tahun dalam pengelolaan keuangan dan turnaround kinerja berbagai perusahaan.
Selama hampir satu dekade Eddy menjadi tenaga senior dari Northstar Pacific sebagai direksi dan komisaris di berbagai perusahaan target investasi untuk melakukan turnaround dan peningkatan nilai.
Pengalaman sebagai chief financial officer (CFO) dan pengelola keuangan senior dikecap Eddy di sejumlah perusahaan dalam berbagai industri.
Di bidang pertambangan Eddy pernah menjadi CFO Delta Dunia Makmur, juga pernah menjadi Deputy CEO Archiplego Resources.
Di bidang jasa transportasi dan penerbangan Eddy tercatat pernah menjadi CFO Garuda Indonesia. Sementara di bidang otomotif nama Eddy Porwanto terkait dengan jabatan CFO di General Motors Indonesia.
Baca Juga
Selain itu Eddy juga tercatat pernah terjun di bisnis consumer yakni di Reckitt Benckiser Indonesia.
Peraih MBA in Finance & Banking dari Unioversity of Illinois Urbana Champaign dan Banchelor in Accounting & Finance dari Lewis & Clark College USA kini ditunjuk sebagai Direktur Keuangan LPI.
Hal itu diketahui setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) pada Selasa (16/2/2021).
Arief Budiman
Selain Eddy Porwanto, terdapat nama lain yang duduk di jajaran Direksi LPI. Salah satunya adalah Mantan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman. Dia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Dewan Direksi LPI.
Arief adalah lulusan S1 Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai Mahasiswa terbaik.
Dia menlanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar Master of Business Administration (Honors) dari the Wharton School, University of Pennsylvania.
Perjalanan karirnya dimulai sejak tahun 1997 di konsultan Booz Allen & Hamilton, kemudian masuk Asia, Merryl Lynch (Summer Associate, Investment Banking) pada 2001.
Pria kelahiran 1974 ini juga pernah berkarier di Booz Allen & Hamilto, USA (Associate) (2003-2004) dan PT McKinsey Indonesia sebagai President Director pada 2004 hingga 2014. Dia juga tercatat sebagai Tim perumus konsep pembentukan Sovereign Wealth Fund Indonesia.
Saat menjabat sebagai Dirkeu Pertamina dia memimpin berbagai upaya turnaround dan efisiensi dengan penghargaan dari berbagai institusi domestik maupun internasional.
Jabatan terakhirnya di perusahaan pelat merah, dia didapuk sebagai Direktur Utama Danareksa.
Di sana dia menangani kerja sama dengan investor strategis internasional di sektor teknologi finansial, jasa keuangan, dan infrastruktur. Pada Oktober 2020 jabatannya dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir.