Bisnis.com, JAKARTA - Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM Ari Anindya Hartika mengatakan mahalnya biaya logistik menjadi persoalan lain bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19 selain ketersediaan modal, bahan baku, dan pemasaran atau penjualan.
Menyikapi masalah tersebut, layanan ekspedisi SiCepat Ekspres punya cara sendiri untuk mendukung UMKM naik kelas dan keluar dari persoalan mahalnya biaya logistik.
"Kita bekerja sama dengan beberapa platfrom agar bagaimana kita punya servis dengan biaya murah, kita juga belum lama ini launching layanan Gokil [Cargo Kilat] dengan tarif mulai Rp25.000 per 10 Kg. Juga ada layanan terintegrasi Clodeo yang mencakup manajemen inventory di pergudangan kami," kata Chief Commercial Officer SiCepat Ekspres Imam Sedayu dalam diskusi daring, Rabu (24/2/2021).
Imam mengaku sangat berkomitmen mendukung UMKM naik kelas dengan penyediaan layanan antar paket yang murah meriah. Apalagi, selama pandemi Covid-19 ini tren belanja online meningkat drastis yang pada akhirnya mendorong peningkatan jumlah paket antaran yang harus diselesaikan oleh perusahaan ekspedisi.
Dalam sehari imbuhnya, SiCepat bisa melayani hingga 900.000 paket di mana rata-rata merupakan paket dari para UMKM. Sayangnya, selama ini biaya logistik yang mahal menjadi persoalan bagi kebanyakan UMKM.
"Untuk itu tahun lalu kami meluncurkan layanan HALU. Dengan biaya paket mulai Rp5.000, diharapkan UMKM bisa terbantu. Layanan ini menjamin pengiriman ke seluruh wilayah di Indonesia dengan rentang pengiriman paket sama dengan kelas reguler," jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk mempermudah akses UMKM mendapatkan gerai ekspedisi, SiCepat Ekpress menggandeng toko ritel Alfamart dan FastPay yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Para UMKM yang mendapat order paket bisa melakukan pengiriman dengan melalui dua channel tersebut yang mudah ditemukan di setiap wilayah.