Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang terpaksa harus makin mengurangi margin profit dalam kondisi bisnis properti yang tertekan pandemi Covid-19 dan ditambah lagi dengan banjir yang melanda sejumlah wilayah ibu kota dan sekitarnya pada Minggu (21/2/2021).
Ketua DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Arvin F. Iskandar mengemukakan pengembang masih akan bisa menangguk profit meskipun datang tekanan tambahan akibat banjir setelah pandemi Covid-19.
Dia menegaskan bahwa kalangan developer bukan sekadar menjaga cashflow meskipun dalam kondisi bisnis properti yang tak elok seperti sekarang ini.
“Masih tetap ada keuntungan, tetapi memang menyusut,” ungkap Direktur Utama PT Perdana Gapura Prima Tbk, itu kepada Bisnis di Jakarta pada Selasa (23/2/2021).
Hal senada dikemukakan pengamat properti Ali Tranghanda. Menurut CEO Indonesia Property Watch itu, pengembang selama pandemi terpaksa memberikan diskon setidaknya 30 persen dari harga normal.
“Kalau ada banjir, ini [bisnis properti] akan semakin tertekan lebih dalam lagi untuk wilayah yang banjirnya cukup parah. Periode pandemi ini panjang, ditambah banjir, harga makin terkoreksi lagi,”: papar Ali.
Baca Juga
Dalam kondisi tidak ada pandemi, menurut Ali, apabila terjadi banjir, harga memang biasa terkoreksi, tetapi itu hanya untuk sementara waktu.
“Paling hanya 2 atau 3 bulan, setelah itu harganya meningkat kembali. Namun sekarang kondisinya berbeda. Jadi, koreksi harga bakal semakin dalam dan waktunya juga lebih panjang,” tuturnya.