Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman menargetkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) Vaksin Merah Putih (VMP) bakal dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam rentang pertengahan 2022 hingga awal 2023.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan terdapat tiga subplatform vaksin yang akan secara bertahap diterbitkan EUAnya. Penerbitan EUA tahap kedua dikatakan dilakukan sekitar 6 bulan setelah tahap pertama.
"EUA-nya diperkirakan pertengahan tahun depan. Namun, ada vaksin yang selesainya belakangan dan diperkirakan rampung enam bulan setelah EUA tahap pertama dikeluarkan," ujar Amin kepada Bisnis.com, Rabu (17/2/2021).
Sejauh ini, sambungnya, Eijkman masih mengebut proses pembibitan agar segera dapat diserahkan kepada PT Bio Farma (Persero) pada akhir Februari 2021. Setelah itu, akan langsung dilanjutkan dengan formulasi dan uji klinis.
"Kalau semua proses dilalui dengan prosedur yang biasa, kami merperkirakan uji klinis 1 dan 2 dilakukan pada kuartal keempat tahun ini. Diharapkan, baru selesai kuartal I atau paling lambat kuartal II tahun depan," lanjutnya.
Sebelumnya, Juru Bicara dan Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan target rampungnya pengembangan Vaksin Merah Putih juga sudah dilengkapi dengan asumsi tidak terjadi kegagalan dalam proses pengembangannya di Bio Farma.
Baca Juga
Untuk vaksin baru, sambungnya, harus ada proses optimasi dan upscaling terlebih dahulu dari skala laboratorium sampai dengan skala produksi. Kemudian, proses yang cukup lama akan terjadi pada fase uji praklinis terhadap hewan, uji klinis fase 1–3 terhadap manusia.
"Jika salah satu fase tidak memenuhi syarat, maka pengembangan vaksin kembali ke awal," kata Bambang kepada Bisnis.com.