Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan harga untuk rumah Inggris naik pada Februari 2021 mendekati berakhirnya pemotongan pajak properti senilai 15.000 pound, menurut Rightmove.
Nilai rata-rata meningkat 0,5 persen menjadi 318.580 pound, kata portal properti terbesar di Inggris tersebut. Angka itu 3 persen lebih tinggi dari tahun lalu.
Daya beli yang tecermin dari permintaan itu cukup mengejutkan dan hal itu menunjukkan bahwa pasar perumahan dapat menghindari kejatuhan yang diperkirakan oleh beberapa orang ketika masa pemotongan pajak yang ditetapkan Menteri Keuangan Rishi Sunak berakhir pada 31 Maret.
Pemotongan pajak itu memicu ledakan properti setelah diperkenalkan pada Juli. Namun, penundaan transaksi membuat sekitar 100.000 perjanjian pembelian yang tidak mungkin diselesaikan sebelum tenggat waktu.
“Tampaknya keinginan banyak pembeli untuk pindah tidak bergantung pada potensi tabungan,” kata Rightmove pada Senin (15/2/2021).
Kenaikan harga juga dipicu oleh kurangnya pasokan, dengan beberapa calon penjual terganggu karena harus menyekolahkan anak-anak di rumah selama penguncian virus corona saat ini. Jumlah penjualan rumah baru tercatat 21 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca Juga
Survei Royal Institution of Chartered Surveyors yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa harga rumah untuk Januari 2020 naik di seluruh Inggris seiring dengan pasokan yang terbatas, dengan London satu-satunya wilayah yang harganya turun.
Hal berbeda di ibu kota London yang justru mengalami penurunan harga, kondisi yang mengindikasikan bahwa permintaan residensial bergerak ke wilayah tepi perkotaan seiring dengan tuntutan hunian yang nyaman yang sejalan dengan makin maraknya bekerja dari rumah akibat pandemi corona.