Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Pede Neraca Perdagangan Januari 2021 Masih akan Surplus

Salah satu indikatornya adalah aktivitas manufaktur yang melanjutkan fase ekspansinya. Perusahaan mengimpor lebih banyak material.
Aktivitas perdagangan di pelabuhan/Bisnis.com
Aktivitas perdagangan di pelabuhan/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan bahwa tren positif neraca perdagangan akan berlanjut pada Januari 2021 yaitu sebesar US$1,1 miliar meski lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni US$2,1 miliar.

“CPO [crude palm oil/minyak kelapa sawit mentah] dan batubara masih akan menjadi pendorong pertumbuhan utama. Harga dan volume ekspor CPO serta batubara terkontraksi dalam basis mtm [month-to-month/bulanan],” katanya, Minggu (14/2/2021).

Melihat kondisi tersebut, Wisnu memperkirakan ekspor juga akan mengalami penurunan 7 persen secara bulanan, kendati secara dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu masih bertumbuh.

Penyebabnya, jelas dia, perang dagang masih berdampak pada kinerja ekspor dasar yang rendah dibandingkan dengan kondisi biasanya.

Menurutnya, permintaan domestik juga secara keseluruhan belum terlihat membaik secara signifikan pada Januari 2021. Inflasi inti yang masih lemah, jelas dia, mengindikasikan impor barang konsumsi akan terhambat.

Meski begitu, tambah Wisnu, aktivitas manufaktur melanjutkan fase ekspansinya. Perusahaan mengimpor lebih banyak material, bersamaan dengan pesanan baru yang lebih tinggi.

“Oleh karena itu, tren peningkatan pertumbuhan impor diperkirakan akan terus berlanjut ditopang oleh impor bahan baku dan barang modal. Secara keseluruhan, kami perkirakan impor turun sebesar 1 persen secara mtm seiring dengan pola aktivitas yang melambat di awal tahun,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa neraca perdagangan pada triwulan IV/2020 surplusnya akan lebih tinggi dari periode sebelumnya. Ini akan berdampak pada menguatnya rupiah.

“Triwulan IV/2020 kami perkirakan neraca perdagangan akan surplus US$8,3 miliar atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya,” katanya melalui rapat virtual dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (9/2/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper