Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Prediksi Neraca Perdagangan Januari 2021 Surplus, Tapi..

VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa neraca dagang diprediksi sebesar US$1,5 miliar.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan pada Januari 2021 diperkirakan bakal surplus. Kendati begitu, realisasinya diyakini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa neraca dagang diprediksi sebesar US$1,5 miliar. Angka ini lebih kecil dari realisasi Desember 2020 senilai US$2,1 miliar.

“Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan yang diperkirakan minus 7,4 persen mtm [month-to-month atau secara bulanan] sementara laju impor diperkirakan minus 4,3 persen mtm,” katanya saat dihubungi, Minggu (14/2/2021).

Josua menjelaskan bahwa ekspor secara bulanan sendiri turun karena peningkatan harga komoditas ekspor pada Januari yang tidak sebesar peningkatan harga bulan Desember.

Harga crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) sepanjang bulan Januari tercatat minus 2,6 persen mtm. Sementara itu, harga komoditas itu pada Desember meningkat 10,7 persen.

Lalu harga batu bara tercatat naik 4,6 persen. Dibandingkan dengan realisasi Desember sangat jauh, yaitu 29,9 persen. Harga karet alam tercatat naik 1,4 persen dari 0,8 persen pada Desember.

Di sisi lain, volume ekspor Januari Indonesia juga diperkirakan menurun dengan mempertimbangkan penurunan aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Tiongkok, dan Jepang. Ini juga terindikasi dari purchasing managers index atau PMI manufaktur global yang menurun.

Sementara itu, tambah Josua, laju impor yang diperkirakan minus 4,3 persen dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Januari.

“Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 12,4 persen yoy [year-on-year] sementara laju impor diperkirakan minus 3,13 persen yoy,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa neraca perdagangan pada triwulan IV/2020 surplusnya akan lebih tinggi dari periode sebelumnya. Ini akan berdampak pada menguatnya rupiah.

“Triwulan IV/2020 kami perkirakan neraca perdagangan akan surplus US$8,3 miliar atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya,” katanya melalui rapat virtual dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (9/2/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper