Bisnis.com, JAKARTA – Produksi massal vaksin Merah Putih sudah hampir dapat dipastikan dilakukan pada 2022 atau mundur dari perkiraan awal, yakni akhir 2021.
Juru Bicara dan Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto memperkirakan proses uji klinis vaksin Merah Putih baru selesai pada kuartal III/2022.
Dia menambahkan saat ini perusahaan sedang menunggu regulasi dari pemerintah serta penyerahan bibit dari Lembaga Biologi Molekul (LBM) Eijkman menyerahkan bibit vaksin pada Maret 2021.
"Nanti di Bio Farma akan dilakukan optimasi dulu, kemudian uji praklinis, uji klinis fase 1, uji klinis fase 2 dan uji klinis fase 3. Perkiraan kegiatan-kegiatan di atas baru selesai pada kuartal III/2022," ujar Bambang kepada Bisnis, 13/2/2021).
Sebelumnya pemerintah memperkirakan vaksin Merah Putih diperkirakan tahun ini. Meski demikian, diundurnya jadwal produksinya menjadi pertengahan 2022 tidak dapat dihindari.
Saat ini, LBM Eijkman masih menyelesaikan proses awal, yakni pembibitan. Dengan metode yang digunakan, Eijkman mengisolasi satu virus yang didapatkan pada April 2020, untuk kemudian dipelajari virus lain, dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk sel, dan dikirim dalam bentuk bibit ke Bio Farma.
Baca Juga
Eijkman sebagai lembaga yang terlibat dalam proses pengembangannya baru akan menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma pada akhir Maret 2021.
Kemungkinan tetap diundurnya produksi massal vaksin Merah Putih dari jadwal mula-mula hingga menjadi pertengahan 2022 pun kian besar.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan produksi massal tersebut harus menunggu izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Adapun, izin penggunaan darurat oeh BPOM untuk vaksin Merah Putih kemungkinan baru akan keluar pada pertengahan 2022.