Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah belum bisa memastikan apakah dapat dilakukan percepatan dalam pengembangan vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru diproduksi pada pertengahan 2022.
Sebelumnya, vaksin tersebut diprediksi rampung pada akhir Desember 2021.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan proses pengembangan yang dilakukan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menjadi kunci utama dari percepatan pengembangan vaksin Merah Putih.
Dia mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih masih terus digodok oleh Kemenristekdikti melalui kerja sama dengan sejumlah instansi keilmuan serta perguruan tinggi, di antaranya LBM Eijkman dan Universitas Indonesia (UI).
"Saat ini masih di fase penyiapan untuk menjadi vaksin jadi. Kami mendorong untuk bisa dipercepat," ujar Nadia kepada Bisnis, Jumat (12/2/2021).
Kendati sebelumnya Nadia mengatakan vaksin Merah Putih diperkirakan rampung tahun ini, diundurnya jadwal produksinya menjadi pertengahan 2022 tidak dapat dihindari.
Baca Juga
Saat ini, LBM Eijkman masih menyelesaikan proses awal, yakni pembibitan. Dengan metode yang digunakan, Eijkman mengisolasi satu virus yang didapatkan pada April 2020, untuk kemudian dipelajari virus lain, dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk sel, dan dikirim dalam bentuk bibit ke PT Bio Farma (Persero).
Eijkman sebagai lembaga yang terlibat dalam proses pengembangannya baru akan menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma pada akhir Maret 2021.
Kemungkinan tetap diundurnya produksi massal vaksin Merah Putih dari jadwal mula-mula hingga menjadi pertengahan 2022 pun kian besar. Nadia mengatakan produksi massal tersebut harus menunggu izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Adapun, izin penggunaan darurat oeh BPOM untuk vaksin Merah Putih kemungkinan baru akan keluar pada pertengahan 2022.