Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 merupakan salah satu yang paling moderat di antara negara G-20 dan Asean.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa di sisi lain pemerintah juga dalam melindungi masyarakat dari krisis kesehatan membawa dampak posisitf terhadap perekonomian dan jumlah korban jiwa akibat Covid-19 yang tergolong rendah.
“Pertumbuhan ekonomi pada 2020 minus 2,07 persen. Kita harus gunakan momen ini untuk 2021,” katanya pada sambutan diskusi virtual, Senin (8/2/2021)
Suahasil menjelaskan bahwa dalam pemulihan ekonomi 2021, negara memiliki 3 item kerangka kebijakan. Pertama adalah intervensi kesehatan yang terdiri atas vaksinasi, pengetatan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) 3T (testing, tracing, treatment), dan intervensi lainnya seperti pengadaan alat kesehatan.
Kemudian, dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang fleksibel. Pemerintah melanjutkan program perlindungan sosial untuk warga tidak mampu dan miskin baru.
Selain itu, juga menjaga kelangsungan pelaku usaha melalui dukungan UMKM dan korporasi serta program prioritas untuk penciptaan lapangan kerja.
Baca Juga
Terakhir, adalah reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta kerja untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan nasional baik itu kemudahan berusaha hingga reformasi regulasi.
“Untuk bertahan di tengah pandemi kita harus melakukan reformasi struktural. Sehingga ketika pandemi berakhir, kita punya platform baru,” jelasnya.