Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) bertujuan untuk mendukung pemerataan pembangunan.
Alasannya karena negara tidak bisa hanya mengandalkan instrumen yang terbatas, yaitu dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau kekayaan negara yang dipisahkan, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kalau kita menggunakan instrumen itu secara besar, nanti akan muncul masalah sustainability,” katanya saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara virtual, Senin (1/2/2021).
Sri menjelaskan bahwa pembangunan Indonesia masih tetap tinggi. Momentum ini harus terjaga dengan baik. Oleh karena itu, SWF bisa menjadi salah satu jawabannya.
Di sisi lain, dia memastikan SWF tidak akan menutupi celah bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
“Ini nanti akan menjadi complementary terhadap LPI-nya di mana orang mau bawa uang dan mau masuk ke Indonesia dan dia akan bersama-sama investasi. Jadi itu complementary, bukan saling menghilangkan, tapi saling menguatkan,” jelasnya.
Baca Juga
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa negara bisa saja menggunakan utang yang nantinya tercatat di APBN untuk pembangunan. Akan tetapi pemerintah komitmen menjaga defisit maksimal 3 persen.
Potensi untuk mendapatkan dana segar itu salah satunya datang dari luar negeri. Untuk meyakinkan mereka, SWF datang untuk memberikan itu.
“SWF ini yang jadi mitra supaya mereka yakin kalau mau menaruh uang, ada partner yang 100 persen dimiliki oleh negara dan uang mereka akan terjaga,” jelasnya.