Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe pada Februari 2021 berada di kisaran Rp9.500 per kilogram (kg) seiring naiknya harga kedelai dunia. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga pada Januari 2021 yang berkisar Rp9.100 sampai Rp9.200 per kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra mengatakan kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin bakal diikuti dengan penyesuaian harga tahu dan tempe di pasaran.
Harga wajar tahu yang sebelumnya di kisaran Rp600 per potong akan naik di kisaran Rp650 per potong. Sementara harga tempe yang sebelumnya Rp15.000 per kg menjadi Rp16.000 per kg.
Syailendra menambahkan terjadi kenaikan harga kedelai dunia yang mencapai 30 persen mulai paruh kedua sampai akhir 2020. Hal itu berdampak pada penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar yang naik menjadi rata-rata 20 persen.
“Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Sebabnya, mayoritas kebutuhan kedelai Indonesia masih dipenuhi melalui impor dan dipengaruhi pergerakan harga kedelai dunia yang berdampak pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia,” ujar Syailendra dikutip dari keterangan resmi, Senin (1/2/2021).
Bersumber dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada Desember 2020 masih sebesar US$13,12 per bushels untuk penyediaan pada Januari 2021.
Pada saat ini, harganya telah naik 4,42 persen menjadi US$13,7 per bushels untuk penyediaan kedelai pada Februari. Meski demikian, diharapkan harga kedelai dunia dapat segera terkoreksi menurun pada periode selanjutnya.
Syailendra mengatakan Kemendag akan memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar masih pada tingkat yang wajar.
Syailendra juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara kontinyu kepada pengrajin tahu dan tempe anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Diharapkan produksi tahu dan tempe tetap terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau,” kata Syailendra.