Bisnis.com, JAKARTA – WeWork, penyedia ruang kerja bersama, sedang dalam pembicaraan untuk go public melalui merger dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC) di tengah prediksi budaya kerja yang berlanjut dari semasa pandemi corona.
Hal itu dilakukan, ungkap satu sumber Bloomberg yang mengetahui perkembangan tersebut, sekitar 16 bulan setelah upaya penawaran umum perdana (IPO) secara tradisional gagal secara spektakuler.
Dewan perusahaan yang bermarkas di New York, AS, itu telah menerima tawaran dari perusahaan cek kosong, dan menimbang kemungkinan minat dari investor dalam pendanaan swasta, kata orang tersebut, yang meminta namanya tidak disebutkan karena diskusi tersebut bersifat pribadi.
Sementara itu, Marcelo Claure, ketua eksekutif WeWork, secara umum menyampaikan tawaran dari SPAC dalam wawancara di konferensi The Year Ahead Bloomberg pada Jumat (29/1/2021) WIB. "Kami memiliki SPAC yang mendekati kami setiap pekan," kata Claure, yang juga kepala operasi di SoftBank Group, investor terbesar WeWork.
"Kami merasa terhormat hal itu terjadi, karena setahun yang lalu tidak ada yang bahkan ingin dikaitkan dengan WeWork," ujarnya.
Kesepakatan apa pun dapat memberi nilai WeWork sekitar US$10 miliar, dengan The Wall Street Journal menyebutkan calon pelamar termasuk SPAC yang berafiliasi dengan Bow Capital Management. BowX Acquisition adalah perusahaan cek kosong yang terkait dengan Bow Capital.
Baca Juga
"Kami terus menjajaki peluang yang membantu kami bergerak lebih dekat ke arah tujuan kami," kata juru bicara WreWork lewat surel. "Selama setahun terakhir, WeWork tetap fokus pada pelaksanaan rencana kami untuk mencapai profitabilitas."
WeWork, yang didirikan oleh Adam Neumann, bernilai US$47 miliar 2 tahun lalu. Upaya untuk go public mengungkap banyak kelemahan bisnis, dan pandemi virus corona semakin berdampak pada prospek perusahaan.
Model kerja WeWork terdiri dari pengumpulan orang dalam jumlah besar ke dalam kantor bersama, pilihan yang tidak menarik bagi banyak orang selama krisis kesehatan yang berlangsung sudah lebih dari setahun.
Perusahaan, yang dipimpin oleh CEO Sandeep Mathrani, mengatakan pada November bahwa keanggotaan dan pendapatan secara keseluruhan menyusut pada kuartal III/2020 qtq. WeWork mencatat penjualan US$811 juta untuk kuartal tersebut dan free cash flow minus US$517 juta.
Perusahaan meninggalkan 66 lokasi dan menegosiasi ulang sewa yang lebih rendah, penangguhan, atau perubahan sewa lainnya di lebih dari 150 lokasi lainnya, meninggalkannya dengan 542.000 keanggotaan di 859 lokasi.
Namun, Claure berpendapat pandemi membantu WeWork. Dia mengatakan situasi kerja dari rumah menguntungkan WeWork dan akan berlanjut saat orang-orang kembali ke tempat kerja. "Di sinilah WeWork tiba-tiba menjadi proposisi nilai yang luar biasa. Kebiasaan baru [tidak lagi bekerja di kantor] telah dikembangkan selama pandemi ini."