Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendorong produksi hidrolisat protein ikan (HPI) sebagai salah satu upaya hilirisasi produk kelautan dan perikanan serta peningkatan asupan gizi dan diversifikasi produk pangan.
HPI yang merupakan campuran peptida yang didapat melalui hidrolisis (pemecahan) protein dari ikan, mampu dibentuk menjadi berbagai bahan makanan fungsional bagi tubuh manusia yang mudah diasimilasi oleh makhluk hidup. Pemanfaatan industri HPI ini dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting dan gizi buruk, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Pemanfaatan HPI dilakukan guna menghasilkan nilai tambah sebuah produk, terutama dalam kaitannya dengan produk olahan dari sektor perikanan," kata Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Sugeng Santoso seperti dikutip Antara, Jumat (29/1/2021).
Sugeng menjelaskan pengembangan klaster industri tersebut merupakan alternatif pendekatan yang dinilai efektif untuk membangun keunggulan daya saing nilai rantai industri dalam meningkatkan nilai tambah untuk mengembangkan perencanaan teknologi, mengintegrasikan sumber daya bahan baku, sertai industri pasar.
Pengembangan klaster industri inovasi ekstrak produk perikanan (HPI) dilakukan dengan melibatkan banyak pihak agar terjadi sinergi dan berfokus mengolah sumber daya ikan guna menghasilkan produk yang kaya gizi.
"Penciptaan nilai tambah dari industri HPI ini terjadi sepanjang rantai pasokan, mulai dari nelayan, rantai pengiriman, koperasi, industri, hingga pemasaran. Dengan demikian, pada akhirnya industri HPI akan berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat," sambung Sugeng.
Baca Juga
Penguatan HPI dan pemanfaatannya menjadi potensi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah, dilatarbelakangi oleh potensi ikan di perairan Indonesia yang mencapai 15 juta ton berdasarkan data 2018.
Hal itu menjadikan HPI yang memiliki bahan dasar dari ikan, mampu untuk dijadikan salah satu klaster pengembangan industri di sektor perikanan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari RPJM 2022-2024 mengenai pembangunan di sektor kelautan dan perikanan.
HPI menjadi sumber protein yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan susu. Berbagai macam produk seperti susu, kue, bahkan mie instan bisa dibuat melalui HPI.
Produksi dari HPI akan dibuat menjadi lebih baik dengan proses bisnis yang terintegrasi dimulai dari para nelayan yang menangkap ikan dengan perkiraan 16 ton per bulan yang nantinya dikirim ke koperasi untuk dipasarkan langsung ke industri yang memproduksi HPI tersebut.
Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chaniago memaparkan sudah ada beberapa industri terkait produksi dan pemanfaatan HPI di Indonesia.
"Industri HPI ini memang perlu untuk dikembangkan, ditingkatkan produksinya, dan diketahui manfaatnya di masyarakat. Sudah ada beberapa industri yang bekerja sama dengan pihak swasta. Pemanfaatan HPI ini, nantinya mampu menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Indonesia," kata Amalyos.