Bisnis.com, JAKARTA—Produk olahan hasil laut Indonesia meraup US$3,74 juta setara dengan Rp49,4 miliar dalam China International Aquatic Products Exposition (CIAPE).
“Kontrak dagang diperkirakan mencapai nilai US$3,74 juta untuk produk udang dan ikan beku. Nilai tersebut kemungkinan akan bertambah karena banyak permintaan yang harus segera ditindaklanjuti,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti, Jumat (24/6).
Paviliun Indonesia dalam CIAPE menampilkan sebelas perusahaan olahan laut dan rumput laut, a.l.PT Medan Tropical Canning, PT Inti Luhur Fuja Abadi, PT Madsumaya Indo Seafood, PT Nusantara Alam Bahari, PT Samudra Kencana Mina, PT Bumi Menara Internusa, PT Madu Manis Makmur, PT Indoboga Jaya Makmur, PT Cahaya Bahari Belitung, PT SK Foods Indonesia, dan CV Bintang Mandiri Waskito.
Menurut Atase Perdagangan RI di Beijing Dandy Satria Iswara, masyarakat China sangat gemar mengonsumsi udang dan ikan. Hampir setiap restoran dan rumah makan menyediakan menu produk hasil laut dan perikanan seperti ikan, udang, cumi, lobster, kepiting, kerang, hingga gurita.
“Bertambahnya penduduk dan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat RRT juga merupakan peluang yang tidak boleh terlewat begitu saja,” tegas Dandy.
RRT merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan total perdagangan nonmigas mencapai US$42,48 miliar pada 2015. Pada periode yang sama, ekspor nonmigas Indonesia ke RRT sebesar US$13,26 miliar.
Pada periode 2011-2015, ekspor produk perikanan Indonesia ke RRT terus meningkat, dari US$83,47 juta menjadi US$119,31 juta dengan tren positif sebesar 9,17%. “Nilai ekspor ini relatif kecil dibandingkan potensi yang dimiliki Indonesia. Ekspor produk hasil laut dan perikanan Indonesia harus dapat lebih ditingkatkan lagi dengan memperkenalkan keunggulan kita melalui kegiatan promosi berkesinambungan di RRT,” pungkas Tjahya.