Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebutkan bahwa target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030 masih revelan dengan tren transisi energi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan bahwa pada 2020 kebutuhan minyak mentah Indonesia berada sekitar 1,6 juta barel per hari. Namun, pada 2030 kebutuhan minyak mentah dalam negeri diproyeksikan meningkat menjadi 2 juta barel per hari.
“Dari sisi sini kita lihat meski bauran energi akan diturunkan untuk migas tapi dari sisi volume meningkat jadi sangatlah relevan untuk menutup energi nasional,” ujarnya dalam Sustainable Energy: Grean and Clean, Kamis (28/1/2021).
Selain minyak, kata Dwi, ke depannya dengan adanya konversi pemakaian bahan bakar yang lebih ramah untuk pembangkit listrik dengan menggunakan gas, kebutuhan energi fosil masih diproyeksikan masih akan meningkat.
Dia menuturkan bahwa volume gas pada tahun lalu yang berada sekitar 6,5 MMscfd diproyeksikan akan naik hingga dua kali lipat pada 2030. Untuk itu, target lifting gas 12 Bscfd masih diperlukan untuk menutupi kebutuhan itu.
“Kebutuhan 12 Bscfd pun mungkin belum sampai 2030 potensinya masih besar,” ungkapnya.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa minyak bumi masih memiliki peranan penting tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar. Menurutnya, minyak mentah tersebut nanti juga dapat digunakan sebagai bahan baku kebutuhan sehari-hari.
“Di samping untuk energi, maka sesungguhnya oil and gas memberi manfaat luas yakni petrochemical,” jelasnya.