Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditjen Bina Marga Kebut Serapan Anggaran Januari 2021

Ditjen Bina Marga baru menyerap sekitar 2,28 persen atau Rp1,52 triliun hingga 25 Januari 2021.
Foto udara kawasan Bendungan Pengga di Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (24/1/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidirn
Foto udara kawasan Bendungan Pengga di Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (24/1/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidirn

Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan akan menyerap anggaran sebanyak 7,38 persen atau Rp3,83 triliun dari total pagu anggaran.

Adapun, DJBM menyatakan akan mengebut penyerapan anggaran untuk mencapai target tersebut pada minggu ini.

Dirjen Bina Marga Hendy Rahadian mengatakan bahwa pihaknya baru menyerap sekitar 2,28 persen atau Rp1,52 triliun hingga 25 Januari 2021. Dengan kata lain, DJBM akan menyerap sekitar Rp385 miliar per hari selama 26-31 Januari 2021.

"Jadi, kami harapkan hari-hari ini ada pembayaran yang cukup signifikan," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu (27/1/2021).

Secara tahunan, target serapan tersebut melonjak dari target 2020 sebesar 0,9 persen per Januari 2020 atau sekitar Rp440 miliar. Dengan kata lain, target serapan pada awal 2021 naik hingga 770,45 persen secara tahunan.

Hendy melaporkan bahwa hingga 25 Januari 2021 telah terlelang 783 paket konstruksi dari total paket sebanyak 1.438 paket. Secara terperinci, ada 41 paket konstruksi dengan nilai di atas Rp100 miliar.

Sementara itu, ada sekitar 65 paket dengan nilai sekitar Rp50 miliar—Rp100 miliar.

Seperti diketahui, badan usaha milik negara (BUMN) tidak boleh menjadi partisipan dalam tender lelang dengan kisaran harga tersebut.

Untuk paket menengah, Hendy menghitung ada sekitar 651 paket, sedangkan paket kecil berjumlah 26 paket.

Di sisi lain, Hendy menekankan ada beberapa potensi masalah dalam 278 paket konstruksi yang dilelang. Pasalnya, banyak peserta lelang yang menawar dengan harga yang tidak normal.

Menurutnya, ada tujuh paket yang ditawar dengan harga di bawah 70 persen dari harga kontrak. Sementara itu, ada 186 paket yang dengan harga yang ditawar di kisaran 70—90 persen dari harga lelang.

"Yang di atas 90 persen [dari harga lelang] ada 85 paket. Jadi, jelas yang di bawah 80 persen ini potensi bermasalah yang harus kita awasi bersama-sama agar pencapaian waktu, kuantitas, dan mutunya tercapai," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper