Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya memastikan keberhasilan proses impor vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi gotong royong bersama-sama dengan pelaku usaha.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kementerian akan menjalin kerja sama dengan seluruh instansi sebagai upaya untuk memastikan proses importasi vaksin dapat berjalan lancar
“Kami akan bekerja sama dengan seluruh instansi untuk memastikan proses impor ini lancar,” ujar Lutfi kepada Bisnis, Rabu (27/1/2021).
Dia menambahkan, dalam keadaan darurat semua harus mengedepankan hal-hal yang menjadi prioritas dalam kondisi gawat darurat.
Dengan demikian, lanjutnya, Kementerian Perdagangan dalam hal ini akan memastikan tidak ada hambatan dalam proses impor vaksin untuk program vaksinasi gotong royong.
Untuk diketahui, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sedang dalam pembicaraan dengan setiap kementerian terkait perihal izin impor, termasuk Kemendag.
Baca Juga
Namun, belum ada informasi lebih lanjut terkait dengan perihal impor vaksin yang sudah masuk ke tahap negosiasi antara pelaku usaha dan produsen tersebut, termasuk jumlah vaksin yang akan diimpor.
Sejauh ini, acuan jumlah vaksin yang diimpor baru berdasarkan jumlah penerima vaksin yang ditargetkan oleh Kadin, yakni 25-30 juta orang dengan total 60 juta dosis.
Dihubungi secara terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengatakan belum ada progres terkait dengan perihal impor vaksin untuk program vaksinasi gotong royong.
“Sejauh ini belum ada progress karena kami masih mengkaji kebijakannya,” ujar Nadia kepada Bisnis.
Nadia menambahkan Kemenkes juga belum dapat menentukan berapa lama proses pengkajiannya berlangsung sembari melakukan pencermatan terhadap kebijakan yang disusun dengan sangat berhati.
Diberitakan sebelumnya, Kadin menargetkan 25-30 juta pekerja mendapatkan vaksin dalam program vaksinasi gotong royong yang rencananya diselenggarakan mulai April 2021.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan diperlukan sekitar 60 juta dosis vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan program tersebut dengan perkiraan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap karyawan kurang dari Rp1 juta.
“Jumlah yang akan divaksinasi sekitar 25-30 juta orang. Kita akan coba, untuk total dosis yang akan diimpor sekitar 60 juta dosis,” ujar Rosan kepada Bisnis.
Terkait dengan harga, lanjutnya, perkiraan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan dihitung berdasarkan sejumlah pertimbangan selain vaksin. Dasar-dasar perhitungan tersebut, antara lain biaya vaksinator, logistik, rantai dingin, dan pajak impor.
Dari sejumlah korporasi yang telah didata, preferensi harga yang diperoleh dari perusahaan berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1 juta.