Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setoran Kementerian Erick Thohir ke Negara Bakal Turun 50 Persen

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan 90 persen kinerja perusahaan BUMN terkena dampak pandemi Covid-19 sehingga mempengaruhi kemampuan mendulang laba. Kendati demikian, BUMN diyakini tetap bisa menyetor dividen ke negara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjukkan contoh kemasan botol vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjukkan contoh kemasan botol vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melansir setoran dividen perusahaan pelt perah tahun ini bakal turun drastis akibat dampak pandemi. Jumah dividen BUMN yang bisa disetor tahun ini diestimasi Rp22,5 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan 90 persen kinerja perusahaan BUMN terkena dampak pandemi Covid-19. Angka ini membuat sejumlah strategi bertahan hidup pun dijalankan. Maka, tidak mengherankan bila dividen atas kinerja BUMN tahun lalu akan susut.

"Kalau kami lihat 90 persen BUMN terdampak tetapi dividennya Insya Allah masih bisa 50 persen dari pada tahun sebelumnya 2019," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (20/1/2021).

Berdasarkan catatan Bisnis, DPR dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyepakati dividen badan usaha milik negara (BUMN) pada 2020 untuk kinerja BUMN 2020 sebesar Rp 49 triliun. 

Adapun realisasi setoran dividen BUMN pada 2019 sebesar Rp45,1 triliun naik 2,7 persen dari kinerja BUMN pada 2018 sebesar Rp43,9 triliun. Dengan demikian, dividen yang BUMN berikan ke negara berkisar Rp22,5 triliun atau setengah dari realisasi 2019.

Lebih lanjut, Erick menjelaskan permasalahan BUMN pada 2020 ini ada tiga hal, yakni kondisi Covid-19 yang berdampak terhadap kinerja keuangan BUMN, mengenai perombakan manajerial BUMN, serta pentingnya pengawasan kinerja direksi-direksi BUMN. 

Menurutnya, dengan kondisi Covid-19 suka tidak suka berpengaruh terhadap kinerja dan membuat terganggu karena 90 persen BUMN terdampak. Ketika sudah terdampak, BUMN pun melakukan sejumlah langkah bertahan hidup, diantaranya melalui pengurangan belanja modal ataupun restrukturisasi utang.

"Karena kinerja terganggu kita harus melakukan berbagai cara apakah mengurangi Capex yang seperti sudah terjadi di PLN sampai 25 persen, ataupun kami restrukturisasi daripada utang-utang dan terus juga meningkatkan kinerja pada intinya," katanya.

Selain itu, sebagai Menteri BUMN, Erick, terus mencari talenta terbaik mengisi pos-pos jajaran direksi BUMN agar mendapatkan manajemen terbaik. Dengan demikian, dalam menangani Covid-19 ataupun penanganan ekonomi khususnya korporasi yang ada di BUMN bisa berjalan maksimal.

"Ketiga juga diharapkan pimpinan di BUMN bekerja keras, dimana salah satunya Wakil Menteri menjadi poin penting apalagi di bawah Wamen 1 itu sendiri ada beberapa hal yang sangat tentu hubungan langsung ke masyarakat, apakah energi, pangan, pupuk dan lain-lain," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper