Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur Jalan Tol akan menerapkan single lane free flow dalam tahap pertama penerapan transaksi tol nontunai nirsentuh. Adapun, implementasi multi-lane free flow baru akan dilaksanakan pada tahun depan.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan bahwa penerapan single lane free flow (SLFF) sebagai tahap pertama mengingat teknologi nirsentuh digunakan tanpa adanya peralihan teknologi. Adapun, metode multi-lane free flow (MLFF) akan digunakan pada awal 2022.
"Sekitar 50 persen dari total gardu pada gerbang [tol] akan digunakan untuk MLFF, sedangkan 50 persen digunakan bagi pengguna yang melakukan pembayaran [nontunai konvensional] seperti saat ini. Estimasi live [MLFF adalah] Januari 2022," katanya kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
MLFF adalah proses pembayaran tol tanpa berhenti yang berarti pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraannya di gerbang tol. Hal ini dapat terlaksana jika perilaku pengguna jalan tol sudah terbiasa dengan pembayaran dengan nontunai.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan teknologi meliputi kemampuan menangkap transaksi hingga biaya yang dibebankan dalam penggunaan teknologi. Semakin kecil kegagalan transaksi yang terjadi, semakin besar pula kesempatan untuk terpilih.
Sejak 2017, Bank Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah melakukan kerja sama untuk mengembangkan elektronifikasi di seluruh jalan tol. Setelah tahap elektronifikasi pada 2017, dilakukan tahap integrasi sistem ruas jalan tol serta pembentukan konsorsium electronic toll collection (ETC).
Baca Juga
Danang menyampaikan ada empat perusahaan yang menjalani tahap studi kelayakan, yaitu dari Indonesia, Hongaria, Korea Selatan, dan Taiwan. Sebelumnya, penerapan teknologi ini ditargetkan dapat dimulai pada 2020.
Tender proyek tersebut dimenangkan oleh badan usaha asal Hungaria (Roatex, Ltd, Zrt) dan dalam negeri (Konsorsium NTS). Adapun, Roatex merupakan pemenang dengan peringkat pertama.
"Sudah ada [sanggahan pemenang] dari Konsorsium NTS," kata Danang
Konsorsium NTS yang dimaksud terdiri dari PT Nusantara Telematic System, PJSC Mstorest, dan Service Telematics LLC. Alamat resmi pimpinan konsorsium berada di Jakarta Selatan.
Peringkat pertama dalam pengumuman pemenang lelang biasanya ditetapkan sebagai pemenang lelang jika tidak ada sanggahan. Jika ada sanggahan, panitia lelang akan mengkaji ulang kembali badan usaha yang diumumkan menjadi pemenang.
Danang mengatakan bahwa pihaknya mencari badan usaha yang memiliki kapabilitas untuk melaksanakan MLFF di jalan tol sebagai untuk ditetapkan sebagai pemenang tender tersebut.
Adapun, Danang berujar bahwa pihaknya akan fokus pada pengalaman dan segala aspek pengalaman MLFF yang dimiliki badan usaha menjadi pelaksana proyek.
Berdasarkan dokumen diunduh dari laman resmi BPJT, proyek sistem transaksi tol tersebut memiliki waktu kerja sama hingga 10 tahun. Adapun, nilai investasi yang diajukan oleh Roatex adalah Rp6,45 triliun.
Sementara itu, lump sum service fee tahun pertama operasi yang ditawarkan Roatex mencapai Rp1,21 triliun. Selain itu, service fee per toll lane tahun pertama operasi komersialnya mencapai Rp549 juta.