Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur Jalan Tol menyatakan saat ini telah masuk sanggahan atas pengumuman pemenang tender proyek sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis multi-lane free flow (MLFF).
Sebelumnya, tender proyek tersebut dimenangkan oleh badan usaha asal Hungaria (Roatex, Ltd. Zrt) sebagai pemenang pertama, sedangkan konsorsium NTS di peringkat kedua.
"Sudah ada [sanggahan pemenang] dari konsorsium NTS," kata Kepala BPJT Danang Parikesit kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Konsorsium NTS yang dimaksud terdiri atas PT Nusantara Telematic System, PJSC Mstorest, dan Service Telematics LLC. Alamat resmi pimpinan konsorsium berada di Jakarta Selatan.
Peringkat pertama dalam pengumuman pemenang lelang biasanya ditetapkan sebagai pemenang lelang jika tidak ada sanggahan. Jika ada sanggahan, panitia lelang akan mengkaji ulang kembali badan usaha yang diumumkan menjadi pemenang.
Danang mengatakan bahwa pihaknya mencari badan usaha yang memiliki kapabilitas untuk melaksanakan MLFF di jalan tol sebagai untuk ditetapkan sebagai pemenang tender tersebut.
Adapun, Danang berujar bahwa pihaknya akan fokus pada pengalaman dan segala aspek pengalaman MLFF yang dimiliki badan usaha menjadi pelaksana proyek.
Berdasarkan dokumen diunduh dari laman resmi BPJT, proyek sistem transaksi tol tersebut memiliki waktu kerja sama hingga 10 tahun. Adapun, nilai investasi yang diajukan oleh Roatex adalah Rp6,45 triliun.
Sementara itu, lump sum service fee tahun pertama operasi yang ditawarkan Roatex mencapai Rp1,21 triliun. Selain itu, service fee per tolled lane tahun pertama operasi komersialnya mencapai Rp549 juta.
Proyek MLFF merupakan teknologi transaksi tol nontunai nirsentuh dalam rangka meningkatkan efisiensi sistem transaksi dan pelayanan di jalan tol.
Proyek ini akan diimplementasikan di jalan tol sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp4,06 triliun.
Pemrakarsa proyek tersebut yaitu Roatex Ltd. Zrt., National Toll Payment Service Plc., MFB Hungarian Development Bank.
Sebelumnya, Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry T.Z. menuturkan bahwa nantinya penerapan teknologi global navigation satellite system (GNSS) akan dilakukan secara bertahap.
Pasalnya, teknologi yang berbasis satelit ini didasarkan pada pangkalan data kendaraan.
"Jadi, pada tahap awal usulannya pakai RFID [radio frequency identification] untuk proses registrasi [data pengguna]. Setelah semua 100 persen, baru pindah ke GNSS," ujarnya, beberapa waktu lalu.