Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong agar PT Pertamina (Persero) mengembangkan formula chemical enhanced oil recovery yang akan digunakan di Blok Rokan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa PT Chevron Pacific Indonesia bukan tidak ingin memberika formula tersebut ke Pertamina, melainkan akan memberi formula tersebut apabila proses bisnis dengan Pertamina selesai.
"Nah, kalau formulanya tidak bisa didapat ya, Pertamina bikin sendiri formulanya," katanya dalam paparan yang digelar pada Senin (18/1/2021).
Tutuka mengatakan bahwa penerapan enhanced oil recovery (EOR) pada lapangan Minas di Blok Rokan bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena memerlukan teknik yang canggih agar injeksi yang dilakukan bisa sukses diterapkan.
Di samping itu, dalam penerapan EOR itu, tidak hanya formula kimia yang perlu diperhatikan, tetapi penentuan pola atau injeksinya menjadi tantangan rumit yang perlu dihadapi.
"Pertamina kalau ingin melanjutkan injeksi, membuat sendiri dan itu memerlukan waktu yang tidak sebentar, pengalaman, dan investasi," ungkapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR) R.P. Yudantoro mengatakan bahwa pihaknya sedang membahas dengan SKK Migas terkait dengan langkah penyelesaian satu formula EOR yang masih enggan diberikan oleh Chevron.
Dia menjelaskan bahwa pada saat studi dan proyek percontohan kimia EOR, Chevron menggunakan campuran empat komponen kimia. Tiga komponen dari perusahaan penyedia kimia non-Chevron dan tidak ada masalah.
Sementara itu, satu komponen kimia disuplai oleh Chevron-Oronite, salah satu unit bisnis Chevron Corporate di Houston. Yudantoro menjelaskan formula tersebutlah yang tidak diberikan Chevron.
Menurut dia, pada saat studi dan proyek percontohan, biaya yang dikeluarkan langsung oleh Chevron sendiri dan tidak digantikan dengan cost recovery.
"Makanya PHR sedang meminta kejelasan dari SKK Migas apakah alasan Chevron tersebut valid atau tidak.”