Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan perusahaan asal China, Sinopec, akan mulai menggarap proyek peningkatan produksi minyak di lima lapangan migas milik anak usaha PHE, PT Pertamina EP.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, pembahasan dengan Sinopec sudah cukup panjang. Pada akhir bulan ini, PHE dan Sinopec akan menandatangani non-disclosure agreement (NDA) terkait penerapan teknologi enhanced oil recovery (EOR) di lima lapangan migas.
“Insyaallah akhir bulan ini, PHE akan menandatangani NDA, PHE dengan Sinopec untuk penerapan teknologi EOR mereka di lima lapangan Pertamina EP,” kata Wiko kepada wartawan, Senin (19/8/2024).
Adapun, EOR merupakan metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan secondary recovery tidak efisien lagi untuk menguras minyak.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) mengungkapkan, Sinopec berminat melakukan kerja sama dalam peningkatan produksi minyak di lima lapangan yang dimiliki PT Pertamina EP, yakni Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.
Saat ini, status kerja sama dua perusahaan itu dalam tahapan proses izin pembukaan data, kemudian confidentiality agreement (CA) antara Pertamina dan Sinopec.
Baca Juga
Selanjutnya, Sinopec bakal melepas tim teknis untuk studi terhadap lima lapangan Pertamina dalam rangka menentukan pilihan lapangan dan teknologi yang akan diterapkan per lapangan.
“Hal tersebut sesuai arahan Bapak Menteri ESDM, bahwa Direktorat Jenderal Migas, SKK Migas, dan Pertamina agar kolaborasi mendorong kerja sama dengan perusahaan China ini berjalan lebih cepat,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto di Batang, Jawa Tengah lewat siaran pers, Sabtu (27/7/2024).
Adapun, opsi mekanisme kerja sama bisnis yang diambil kedua perusahaan itu adalah kerja sama operasi (KSO) model baru atau modifikasi antara Pertamina dan Sinopec, yang berdasarkan evaluasi merupakan skema yang lebih cepat, fleksibel, dan tetap menarik.
Berdasarkan data SKK Migas, pemerintah menawarkan 12 proyek EOR di dalam negeri dengan potensi estimasi cadangan mencapai 951 juta stok barel (million stock tank barrels/MMSTB). Sebagian besar blok migas itu dimiliki oleh PHE.