Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat lebih dari separuh investor obligasi negara ritel atau ORI adalah perempuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan mayoritas pembeli surat utang negara merupakan kalangan perempuan. Dia pun mengatakan jika negara berutang kepada kaum ibu-ibu.
“Perempuan adalah investor terbesar dalam surat utang negara. Negara utangnya ke ibu-ibu,” ujar Sri Mulyani seperti dilansir Tempo.co, Senin (4/1/2021).
Menurut data yang dia paparkan, perempuan menduduki 55,87 persen demografi investor untuk jumlah pembeli ORI017. Nilai obligasi yang dibeli oleh investor perempuan mencapai Rp9,12 triliun.
Sementara itu, untuk ORI018, jumlah investor perempuan mencapai 57,82 persen. Adapun jumlah laki-laki lebih rendah, yaitu 42,18 persen.
Dominasi perempuan juga terlihat dari jumlah nominal surat utang yang dibeli. Perempuan, ujar Sri Mulyani, menempati posisi 51,89 persen dari kategori jumlah nominal atau lebih besar dari laki-laki yang hanya 48,11 persen.
“Dari Rp12,97 triliun ORI018 yang terjual Rp6,73 di antaranya dibeli oleh investor perempuan,” tuturnya.
Sri Mulyani berpandangan kondisi ini menunjukkan bahwa perempuan mampu mengalokasikan uangnya dengan tepat. Dia berharap perempuan mampu berperan dalam kebangkitan dan pemulihan ekonomi nasional.
“Banyak survei internasional menyatakan, suatu negara bisa membuat gender equality lebih baik, dampaknya enggak hanya bagus untuk negara, tapi juga perekonomian,” ucapnya.
Meski demikian, dia menyebut demografi perempuan di bursa masih cenderung rendah. Mengutip data Kementerian Keuangan, total investor perempuan di Indonesia sebesar 38,89 persen dengan nilai investasi Rp 104,77 triliun. Sementara itu, investor laki-laki di bursa mencapai 61,11 persen dengan nilai Rp 390,48 triliun.