Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Indonesia mengalami defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai lebih dari Rp1.000 triliun akibat pandemi Covid-19. Dia khawatir pemerintah hanya mampu membayar utang dan bunga jika kondisi krisis tak membaik.
Pernyataan tersebut disampaikan Jusuf Kalla melalui acara virtual bertajuk "Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya" yang diselenggarakan oleh Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada Senin (28/12/2020). Acara tersebut juga ditayangkan di kanal YouTube Dewan Pakar KAHMI Official.
Dalam pernyataan tersebut, Jusuf Kalla menyebut permasalahan strategi yang menjadi sumber masalah tak lain terkait pandemi Covid-19. JK menuturkan permasalahan pandemi merupakan permasalahan nasional serta menjadi akar persoalan bangsa Indonesia yang tak kunjung berakhir.
"Kalau hari ini masalah strategi, semua sumber masalah ialah pandemi. Jadi upaya kita mengatasinya adalah masalah nasional ini. Kalau kita bicara sebab akibat, ekonomi kita begitu sulitnya sehingga defisit APBN lebih hampir mendekati atau lebih dari Rp1.000 triliun," tutur Jusuf Kalla, seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (29/12/2020).
Bukan hanya itu, menurutnya, jika permasalahan tersebut tidak segera dibenahi, maka kemungkinan akan terjadi masalah-masalah baru yang akan terjadi.
JK menyoroti tingginya utang luar negeri dan beban bunga yang harus dibayar pemerintah untuk memenuhi kebutuhan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Masalah berikutnya nanti, bisa-bisa 30 persen-40 persen daripada anggaran kita nanti tahun berikutnya hanya membayar bunga dan menyicil utang. Itu yang kita hadapi," jelasnya.
Sebelumnya Jusuf Kalla mengatakan Indonesia memiliki beberapa permasalahan. Salah satunya ia menyorot soal permasalahan politik.
Namun, Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut menilai kondisi politik di Indonesia saat ini jauh lebih stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Bukan itu saja, Jusuf Kalla juga meminta kepada semua pihak untuk saling bahu-membahu mengatasi permasalahan di Indonesia.
"Kalau kita lihat ada beberapa masalah, kita bagi beberapa hal contohnya masalah politik. Alhamdulillah, saya kira jauh lebih stabil dibanding sebelumnya. Saya pikir kalau kita bicara tentang sebabnya, mari kita bersama-sama mengatasinya," ujarnya.
Kementerian Keuangan mencatat total defisit APBN hingga November 2020 sebesar Rp 883,7 triliun atau 5,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka itu lebih tinggi dari Oktober yang sebesar Rp 682,1 triliun.