Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Alami Deflasi Terbesar dalam 10 Tahun, Target Inflasi BOJ Terancam

Kementerian Dalam Negeri Jepang mencatat indeks harga konsumen (IHK) inti turun 0,9 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Turis mengenakan masker berkumpul di depan kuil Sensoji di distrik Asakusa, Tokyo./Bloomberg-Akio Kon
Turis mengenakan masker berkumpul di depan kuil Sensoji di distrik Asakusa, Tokyo./Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA – Jepang mengalami deflasi terdalam sejak 10 tahun terakhir pada bulan November 2020, di tengah perang terhadap kebangkitan infeksi virus corona di negara tersebut.

Dilansir dari Bloomberg, Kementerian Dalam Negeri Jepang mencatat indeks harga konsumen (IHK) inti, yang tidak termasuk makanan segar, turun 0,9 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Penurunan ini didorong oleh turunnya biaya energi. IHK melanjutkan penurunannya setelah mencapai minus 0,7 persen pada Oktober. Data IHK bulan November ini sejalan dengan perkiraan median analis sebelumnya.

Meskipun pelemahan harga diperkirakan tidak akan memicu lebih banyak stimulus dari Bank of Japan (BOJ) dalam waktu dekat, penurunan harga yang berkelanjutan dapat memicu ekspektasi inflasi yang lebih rendah. Hal ini menjadi masalah jangka panjang bagi BOJ.

Untuk saat ini, fokus bank adalah memastikan pasar tetap stabil dan bisnis bisa mendapatkan kredit. BOJ hari diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan, tetapi memperluas program pendanaan khusus untuk mendukung bisnis yang terdampak pandemi.

Ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami mengatakan BOJ sudah melakukan apa yang bisa dilakukannya terhadap inflasi dengan pembelian obligasi besar-besaran bank selama bertahun-tahun dan tingkat suku bunga negatif.

“Bank sentral  kan mencoba untuk meminimalkan kebangkrutan dengan meningkatkan pembiayaan perusahaan. Ini adalah waktunya bagi BOJ untuk bersabar," ungkap Minami, seperti dikutip Bloomberg.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan dia tidak terlalu khawatir terhadap penurunan harga baru-baru ini karena faktor khusus, termasuk dampak kampanye diskon pemerintah untuk membantu sektor jasa bersifat sementara.

Namun, data inflasi yang lemah menambah kekhawatiran bahwa pemulihan Jepang kehilangan momentum di tengah peningkatan infeksi virus corona, yang membuat sentimen mereda dan memicu langkah pemerintah untuk membatasi aktivitas selama liburan.

Perdana Menteri Yoshihide Suga pekan ini mengumumkan penangguhan sementara program insentif Go-To-Travel. Tokyo pada Kamis (17/12) memperingatkan tekanan di rumah sakit kota telah mencapai tingkat siaga tertinggi setelah ibu kota Jepang tersebut mengumumkan 822 kasus Covid-19 baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper