Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China dan Jepang Pangkas Kepemilikan Treasury AS

Kepemilikan China turun menjadi US$ 1,054 triliun, terendah sejak Januari 2017, memotong surat utang pemerintah AS selama 5 bulan berturut-turut. Sedangkan Jepang, pemegang Treasury terbesar di dunia dengan US$1,269 triliun, juga mengurangi kepemilikannya untuk bulan ketiga berturut-turut.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - China dan Jepang, dua pemegang Treasury non-AS terbesar, mengurangi kepemilikan mereka pada Oktober. Data dari departemen Keuangan AS menunjukkan hal itu melanjutkan tren dalam beberapa bulan terakhir.

Kepemilikan Departemen Keuangan China turun menjadi US$ 1,054 triliun, terendah sejak Januari 2017, memotong surat utang pemerintah AS selama lima bulan berturut-turut.

Sedangkan Jepang, pemegang Treasury terbesar di dunia dengan US$1,269 triliun, juga mengurangi kepemilikannya untuk bulan ketiga berturut-turut.

Penurunan Treasury Jepang dan China diimbangi oleh lonjakan kepemilikan dari Belgia dan Inggris, dua negara yang digunakan sebagai pusat keuangan untuk beberapa pemegang utang negara terbesar.

Kepemilikan Belgia tumbuh sebesar US$21 miliar menjadi US$239,6 miliar, sedangkan kepemilikan Inggris naik menjadi US$442,8 miliar pada Oktober, terkerek US$13,9 miliar dari bulan sebelumnya.

Kepemilikan asing atas Treasury secara keseluruhan menurun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Oktober, menjadi US$7,068 triliun di Departemen Keuangan AS, terpangkas US$2,6 miliar dari US$7,071 triliun pada September.

Pada akhir Oktober, imbal hasil Treasury 10-tahun AS naik sekitar 18 basis poin menjadi 0,859 persen, dari 0,677 persen pada awal bulan.

"Ada banyak perubahan selama satu bulan. Kami melihat penjual yang sangat besar dan pembeli besar, yang sebagian membantu menjelaskan mengapa suku bunga naik dari posisi terendah mereka selama satu bulan," kata Gennadiy Goldberg, ahli strategi suku bunga senior, di TD Securities di New York, dilansir nasdaq.com, Rabu (16/12/2020).

Berdasarkan transaksi, Departemen Keuangan AS menunjukkan arus keluar asing sebesar US$20,07 miliar pada Oktober, dari arus masuk sebesar US$22,53 miliar pada September.

Pada puncak pandemi, penjualan Treasury investor asing mencapai rekor tertinggi US$310,79 miliar pada Maret di tengah masalah likuiditas yang serius, mendorong Federal Reserve untuk turun tangan dan membendung pukulan di pasar obligasi terbesar dunia itu.

Sementara itu, investor asing membeli US$24,07 miliar ekuitas AS pada Oktober, dibandingkan dengan arus masuk sebesar US$38,16 miliar pada bulan sebelumnya.

Orang asing telah menjadi pembeli bersih saham AS selama enam bulan berturut-turut. Pada Mei, saham AS mencatatkan rekor pembelian asing sebesar US$79,7 miliar.

Obligasi korporasi AS memiliki arus keluar bersih US$ 21,51 miliar pada Oktober, dari arus keluar US$28,72 miliar pada September. Orang asing telah menjual obligasi korporasi AS dalam empat dari lima bulan terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper